Sebagai ibu yang bekerja, ia merasa cerita dalam film “Nussa” sangat berkaitan dan relevan dengan pengalaman ketika mengasuh anak-anaknya. Asri turut membayangkan kesedihan yang dirasakan karakter Jonni yang kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya karena sibuk bekerja.
“Aku merasakan film ini punya nilai-nilai yang bisa diaplikasikan di duniaku bahwa cita-cita orang tua itu mau sampai mana, jangan sampai melupakan cita-cita anak-anak. Jadi egoisnya kita itu sampai mana, nggak ada ujungnya,” kata Asri saat screening film “Nussa” di XXI Plaza Senayan, Jakarta, pada Jumat.
Di dalam film “Nussa”, Asri berperan mengisi suara karakter Bibi Mur, seorang pekerja rumah tangga yang secara tidak langsung menggantikan peran pengasuhan untuk Jonni.
Baca juga: Putra sulung Asri Welas rilis debut lagu "Alone"
Ia mengatakan orang tua kerap lupa jika anak-anak memiliki tujuan hidup lain yang harus diperhatikan. Orang tua kerap memaksakan ego dan tujuan hidup pribadinya saja.
Bekerja demi masa depan anak-anak memang bagus, tetapi, kata Asri, orang tua juga perlu introspeksi dan menanyakan kembali keinginan sang ana sehingga tidak terjadi perbedaan perspektif.
“Aku belajar dari peran mengisi suara ini. Aku setiap hari melihat ketiga anakku. Mereka punya kehebatan yang berbeda-beda. Anakku yang kedua berkebutuhan di matanya tapi dia sangat luar biasa di auditorinya,” ujarnya.
Asri mengatakan setiap anak pada dasarnya memiliki keistimewaannya masing-masing. Sebagai contoh, ketika nilai matematika sang anak buruk bukan berarti ia tidak pintar atau barangkali potensinya ada di bidang yang lain.
“Di setiap film yang aku mainkan itu aku selalu belajar. Jadi kalau menerima film itu, hal apa yang bisa saya belajar dalam hidup ini. Karena film yang baik adalah film yang ketika kita pulang [setelah menonton], kita bisa ambil hikmahnya. Jadi harus nonton film Nussa supaya dapat hikmahnya,” katanya.
Ia mengatakan terlibat dalam film “Nussa” merupakan tantangan yang baru dan cukup sulit baginya. Berbeda dengan memerankan karakter secara langsung di depan kamera, seorang pengisi suara dituntut untuk mengimajinasikan suatu adegan tanpa lawan main.
“Kita memang coba take suara nggak hanya sekali atau dua kali. Itu harus dengerin lagi dan dengerin lagi sampai ada gambarnya secara utuh menjadi satu kesatuan,” tutur Asri.
Meski menghadapi tantangan yang tak mudah, Asri mengaku senang dan berterima kasih kepada tim karena telah mengajaknya untuk bergabung dalam produksi.
“Terima kasih banget akhirnya aku bisa mengisi suara dan diingatkan ternyata cita-cita kita harus dibarengi dengan kebutuhan anak-anak,” katanya.
Baca juga: Asri Welas bagikan cara hindari "food waste"
Baca juga: Kisah "Ratu Ratu Queens" syuting di New York
Baca juga: Asri Welas yakin perfilman Indonesia mulai bangkit
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021