"Ngapain jauh-jauh beli produk asing," ujar Mendes PDTT kepada Antara di Jakarta, Minggu.
Selain itu, lanjut dia, dengan munculnya kesadaran di masyarakat bahwa produk dalam negeri berkualitas, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) akan menggeliat.
Baca juga: Gernas BBI diharapkan dorong masyarakat gunakan produk UMKM lokal
"Kan selalu berhubungan antara persediaan dan permintaan, ketika permintaan naik, pasti persediaan (supply) akan terus menggeliat," papar Gus Halim, demikian ia biasa disapa.
Melalui Gernas BBI, menurut dia, juga akan terbangun persediaan dan permintaan yang seimbang. "Gernas BBI ini menciptakan permintaan dengan tetap terus menyiapkan, mendampingi, dan memfasilitasi persediaan agar sesuai harapan para konsumen," kata Doktor Honoris Causa dari UNY itu.
Dengan persediaan dan permintaan yang seimbang, Gus Halim mengharapkan terbangunnya ekosistem yang baik, sehingga mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional, termasuk di desa.
"Jadi, Gerakan Nasional BBI, selain untuk skala makro juga diupayakan semaksimal mungkin untuk skala mikro pada level desa," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Halim menyampaikan salah satu penyelenggaraan Gernas BBI itu adalah memaksimalkan pemasaran produk lokal melalui platform e-commerce untuk menggantikan cara penjualan "offline", karena pandemi membuat produk-produk menjadi sulit dipasarkan.
Baca juga: Gernas BBI diharapkan mampu gebrak produk perdesaan
Baca juga: OJK dan industri komitmen kembangkan UMKM melalui Gernas BBI
"Pandemi memberikan pengalaman, mereka mampu yang menyesuaikan diri dengan menggunakan kecanggihan teknologi, itu yang survive," ujar Gus Halim.
Menurut Mendes PDTT, melalui teknologi, produk-produk yang dihasilkan dapat diperkenalkan dan dipasarkan ke seluruh pihak.
Dengan digitalisasi, lanjut Gus Halim, peluang UMKM, BUMDes, dan BUMDesma untuk terus bergerak saat pandemi COVID-19 tetap terbuka lebar.
"Dengan teknologi tidak dibatasi ruang dan waktu, kalau tidak digitalisasi kan dibatasi, ada jam buka dan tutupnya," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021