Teknologi injeksi uap atau steamflood yang digunakan dalam industri hulu migas mampu meningkatkan produksi minyak hingga lima kali lipat di Lapangan Duri, Blok Rokan, Provinsi Riau.Teknologi ini terbukti berhasil meningkatkan kinerja produksi Lapangan Duri lima kali lebih baik dibandingkan teknologi konvensional
"Teknologi ini terbukti berhasil meningkatkan kinerja produksi Lapangan Duri lima kali lebih baik dibandingkan teknologi konvensional," kata Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee Suardin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Fasilitas CGS 10 yang terdapat di Blok Rokan merupakan stasiun pengumpul minyak terbesar di Lapangan Duri yang mengolah sekitar 240 ribu barel fluida per hari dan memproduksi minyak sekitar 20 ribu barel per hari.
Lapangan tersebut merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
Saat ini, Blok Rokan menyumbang 24 persen dari total produksi minyak di Indonesia dan menyumbang produksi minyak terbesar nomor dua secara nasional.
Wilayah kerja migas ini memiliki luas mencapai 6.220,29 kilometer persegi dengan 10 lapangan utama, yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam south, Kota Batak, Petani, Lematang, Petapahan, dan Pager.
Pada 1 Januari 2021, pemerintah memproyeksikan cadangan minyak sebanyak 350,73 MMSCFD dan gas bumi 9.071 BSCF.
Sementara itu, pusat digitalisasi IODSC merupakan pusat kegiatan digitalisasi di Blok Rokan. Penerapan digitalisasi di Blok Rokan memberikan empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan, penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi hingga sekitar 40 persen, optimalisasi kemampuan fasilitas produksi, dan peningkatan efisiensi.
Blok Rokan merupakan salah satu wilayah kerja minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia. Sejak 9 Agustus 2021, pengelolaan Blok Rokan di Provinsi Riau beralih ke Pertamina Hulu Rokan setelah 80 tahun atau sejak tahun 1951 dikelola PT Chevron Pasific Indonesia (CPI). Alih kelola itu menjadi tonggak sejarah pengelolaan hulu minyak dan gas bumi di Indonesia.
Sejak 1951 hingga 2021, Blok Rokan telah menghasilkan 11,69 miliar barel minyak dengan produksi rata-rata paruh pertama tahun ini sebesar 160,5 ribu barel minyak per hari untuk minyak bumi atau sekitar 24 persen dari produksi nasional dan 41 MMSCFD untuk gas bumi.
Pertamina terus berinvestasi dalam pengembangan teknologi hulu migas melalui enhanced oil recovery (EOR) guna mengoptimalkan tingkat perolehan minyak di Blok Rokan.
Lapangan Duri ditemukan pada 1941 dan baru berproduksi pada 17 tahun berselang, yakni pada 1958.
CPI memulai proyek percontohan injeksi uap di Lapangan Duri pada 1975. Sepuluh tahun kemudian, teknologi ini diterapkan dalam skala besar dan mampu kembali menaikkan produksi hingga mencapai 300 ribu barel per hari pada 1993.
Saat ini, pengelolaan Blok Rokan secara resmi ditangani oleh Pertamina pasca alih kelola dari CPI pada September lalu.
Baca juga: Menteri ESDM nilai Blok Rokan masih potensial produksi migas
Baca juga: Pemerintah targetkan produksi Blok Rokan 200.000 barel/hari tahun 2023
Baca juga: Pertamina tajak 47 sumur migas di Blok Rokan
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021