"Contoh yang sedang kita kembangkan adalah pembiayaan untuk petani-petani kopi yang sudah memiliki off taker yang mengekspor produknya. Kalau membiayai petani sendiri-sendiri kan kita agak khawatir, tapi karena ada off taker yang bagus, nah kita jadi berani juga memberi pembiayaan," kata Kokok dalam webinar "BSI untuk UMKM Indonesia" yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, UMKM yang telah melakukan kemitraan juga akan lebih mudah mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sengaja disalurkan kepada UMKM dengan jaminan yang tidak rumit.
"Untuk UMKM-UMKM yang izin usahanya terbatas, kita lakukan terobosan dengan memberi pembiayaan KUR yang ada penjaminan sehingga tidak perlu penjaminan aset yang rumit," katanya.
Menurutnya, BSI juga memberikan pelatihan kepada UMKM-UMKM yang telah melakukan kemitraan, bahkan menyediakan alat untuk berproduksi dengan lebih baik.
"Contoh kita berani membiayai mesin suling untuk petani sehingga nanti bisa berkembang, tidak hanya petani di Cileungsi tapi juga di Suka Makmur dan daerah lain," imbuhnya.
Sementara itu, untuk UMKM yang masih belum memiliki kinerja yang baik, ia mengakui diperlukan upaya yang lebih besar untuk mempermudah UMKM tersebut naik kelas.
"Kalau ini perlu support besar, mungkin bisa menggunakan dana CSR dan lain-lain yang dananya terbatas. Tapi intinya kita sudah punya pola pembiayaan untuk UMKM yang mulanya unbankable menjadi bankable," kata Kokok.
Baca juga: BSI komitmen kurangi ketimpangan pendapatan UMKM dengan usaha besar
Baca juga: BSI ikut sindikasi pembiayaan Rp1,19 triliun bangun pabrik PIM
Baca juga: Ketua DMI serukan penguatan ekonomi umat dengan kemitraan
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021