Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat mengaktifkan kembali negosiasi kesepakatan perdagangan bebas bilateral, Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA,) guna mendongkrak nilai perdagangan antara kedua negara.
Upaya itu diungkapkan Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal kepada pers, terkait kunjungan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, ke Turki pada 12-13 Oktober lalu, yang dipantau dari Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan bahwa dalam pertemuan dengan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, Menlu Retno membahas perihal percepatan negosiasi IT-CEPA itu. Menurut dia, kedua menlu memperlihatkan keinginan yang sama soal percepatan itu.
Upaya tersebut juga mendapat dukungan dari Presiden Recep Tayyip Erdogan, seperti yang disampaikan Erdogan saat menerima kunjungan kehormatan Menlu Retno.
“Bahwa kedua negara harus mengaktifkan kembali negosiasi perdagangan bebas bilateral, yang kita kenal dengan CEPA, di antara kedua negara, karena volume perdagangan yang dicapai saat ini relatif masih rendah,” kata Iqbal.
Dia menjelaskan bahwa angka perdagangan kedua negara pada tahun 2019 tercatat sebesar 1,6 miliar dolar AS (sekitar Rp 22,4 triliun).
Pemerintah Indonesia dan Turki sendiri berharap volume perdagangan dapat mencapai target senilai 10 miliar dolar AS pada 2023.
“Namun, dengan terhambatnya perjanjian CEPA dan adanya wabah COVID-19, memang kita masih jauh dari pencapaian target itu. Karena itu, kedua Menlu juga sepakat untuk mendorong percepatan perjanjian perdagangan bebas di kedua negara,” ujarnya.
Iqbal menjelaskan bahwa selain melakukan kunjungan kehormatan dengan Presiden Turki dan melakukan pembicaraan dengan Menlu Turki, Menlu Retno juga sempat bertemu dengan asosiasi kontraktor setempat, guna mendorong perusahaan-perusahaan Turki menanamkan investasi di Indonesia, terutama di bidang infrastruktur.
Selain itu, Indonesia dan Turki juga mencapai kesepakatan untuk melakukan pengembangan dan produksi bersama untuk obat parasetamol.
Menlu sempat menyaksikan penandatanganan kerja sama antara PT Waskita Karya dan Nurol Company asal Turki, yang dapat membuka jalan bagi kedua perusahaan untuk memperluas kerja sama pembangunan di negara ketiga.
Baca juga: RI, Turki sepakati koridor perjalanan untuk pulihkan ekonomi
Baca juga: Indonesia-Turki sepakat saling akui sertifikat vaksin
Kasus perdagangan manusia libatkan WNI di Turki melonjak
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021