Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan kuliner khas Mie Aceh membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat.Masakan khas Aceh ini sudah menyebar di seluruh kota-kota di Indonesia, membuka peluang usaha serta lapangan kerja bagi banyak orang
"Masakan khas Aceh ini sudah menyebar di seluruh kota-kota di Indonesia, membuka peluang usaha serta lapangan kerja bagi banyak orang," ujar Sandiaga seperti dikutip dari akun resmi Instagram-nya @sandiuno di Jakarta, Kamis.
Menparekraf berkesempatan mencicipi kuliner Mie Aceh saat dirinya melakukan kunjungan ke Aceh. Dalam kesempatan tersebut Sandiaga mencicip dua jenis Mie Aceh yakni Mie Aceh Abu Zar dan Mie Aceh Razali.
"Karena tidak sempat makan di tempat akhirnya saya bungkus, rasanya tidak berubah dan tetap enak, badabest deh!" ujar Sandiaga.
Menurut Menparekraf, belum lengkap rasanya kalau berkunjung ke Aceh jika belum menyantap kuliner khasnya yakni Mie Aceh.
Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menginginkan kuliner Mie Aceh bisa menjajaki pasar Eropa serta negara lainnya, dan potensi itu dinilai dapat terwujud melalui program Indonesia Spice Up the World.
Menparekraf menyebutkan dirinya telah mencicipi berbagai macam kuliner dari Tanah Rencong itu. Terdapat beberapa kuliner yang berpotensi menjajaki pasar global, salah satunya Mie Aceh, yang jauh lebih terkenal dari Ayam Tangkap dan kuliner Aceh lainnya.
Namun, kata dia, selama ini kuliner berbasis mie masih sangat kurang menjajaki pasar global. Berbeda dengan kuliner yang berbasis daging telah banyak ditemukan di berbagai negara seperti rendang, soto, sate, dan nasi goreng.
Sandiaga menilai produk ekonomi kreatif di Aceh sangat berkualitas. Karena perajinnya telah berpengalaman secara turun temurun sehingga dapat menghasilkan produk yang layak ekspor.
Baca juga: Menparekraf sebut ingin kuliner Mie Aceh bisa jajaki pasar Eropa
Baca juga: Tak hanya digitalisasi, pendampingan juga penting bagi UMKM kuliner
Baca juga: Berburu kuliner hingga kerajinan lokal di Gaziantep, Turki
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021