• Beranda
  • Berita
  • Infrastruktur konektivitas adalah tumpuan inovasi digital

Infrastruktur konektivitas adalah tumpuan inovasi digital

21 Oktober 2021 17:28 WIB
Infrastruktur konektivitas adalah tumpuan inovasi digital
Josephine Teo saat masih menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja Singapura, berbicara kepada awak media selama tur fasilitas medis baru yang didirikan untuk tes pekerja migran yang tinggal di asrama untuk penyakit virus corona (COVID-19), di Singapura 10 Mei 2020. (ANTARA/REUTERS/Edgar Su)
Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura Josephine Teo, mengatakan infrastruktur konektivitas merupakan salah satu tumpuan bagi inovasi digital, terutama di masa pandemi.

"COVID-19 telah mempercepat digitalisasi, yang merupakan pengingat yang serius terkait dengan pentingnya infrastruktur konektivitas yang kuat, dimana hal tersebut menjadi suatu tumpuan inovasi digital," kata Menteri Teo dikutip dari siaran pers, Kamis.

"Selain itu, (upaya ini) juga untuk memungkinkan masyarakat pada umumnya dan bisnis tertentu untuk mendapatkan peluang dalam ekonomi digital," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, Menteri Teo menambahkan, pemerintah Singapura berkomitmen untuk berinvestasi secara berkelanjutan di berbagai sektor teknologi digital, demi menjawab tantangan di masa mendatang.

Baca juga: GSMA akan bahas kemungkinan dibatalkannya MWC 2020

Baca juga: Huawei dukung keputusan GSMA batalkan MWC 2020


"Singapura harus berinvestasi secara berkelanjutan untuk infrastruktur kami, meningkatkan dan memperkaya keterampilan masyarakat, dan memperdalam kolaborasi kami dengan industri dalam mentransformasikan Singapura menjadi laboratorium yang nyata untuk inovasi digital," papar dia.

Wanita lulusan National University of Singapore itu menilai, lingkungan digital yang terpercaya sangat penting untuk sepenuhnya merealisasikan manfaat digitalisasi lebih luas. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan.

"Dan, upaya untuk memastikan kepercayaan ini harus menjadi upaya kolaboratif dan melibatkan banyak pemangku kepentinganoleh pemerintah, kalangan industri, dan masyarakat," kata Menteri Teo.

Di sisi lain, organisasi ekosistem seluler global GSMA mengatakan inklusi digital merupakan sebuah upaya yang harus dicapai menyusul tumbuhnya konektivitas 5G di kawasan Asia Pasifik.

"Seiring dengan percepatan digitalisasi, semakin jelaslah bahwa inklusi digital merupakan hal yang terpenting. Pendekatan kolaboratif akan menjadi kuncinya, karena lebih banyak jaringan 5G yang diluncurkan di kawasan ini yang sejalan dengan dikembangkannya teknologi terbaru dan inovatif," kata Head of GSMA Asia Pacific, Julian Gorman.

Laporan baru dari GSMA bertajuk "Digital Societies Report in Asia Pacific: Accelerating progress through collaboration" menekankan, upaya kolaboratif dapat meningkatkan efisiensi dan membantu mengembangkan ekosistem teknologi baru dan terpercaya.

Laporan tersebut menunjukkan bagaimana negara-negara Asia Pasifik telah membuat kemajuan yang signifikan untuk menjadi masyarakat digital sepenuhnya dan matang dalam dekade terakhir, meskipun kondisi pandemi menyoroti perlunya pembenahan lebih lanjut di beberapa bidang.

Sementara itu, para petinggi bisnis dan pembuat kebijakan di Asia Pasifik bertemu secara daring dalam ajang "Mobile 360 Asia Pacific" untuk membahas strategi transformasi digital untuk kawasan ini.

Pertemuan ini dihelat virtual dan berlangsung dari 19-21 Oktober 2021.

Baca juga: GSMA: Lisensi spektrum 6 GHz penting untuk optimalkan 5G

Baca juga: Kominfo dorong "Making Indonesia 4.0" melalui Lab Komunitas TIP

Baca juga: GSMA tawarkan pengembalian dana tiket MWC

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021