• Beranda
  • Berita
  • Selandia Baru bidik 90 persen vaksinasi untuk akhiri "lockdown"

Selandia Baru bidik 90 persen vaksinasi untuk akhiri "lockdown"

22 Oktober 2021 14:46 WIB
Selandia Baru bidik 90 persen vaksinasi untuk akhiri "lockdown"
Tenaga kesehatan melayani masyarakat di sebuah klinik vaksinasi COVID-19) drive-thru di Auckland, Selandia Baru, Sabtu (16/10/2021). (ANTARA/Reuters)
Selandia Baru akan mengakhiri penguncian wilayah (lockdown) ketat jika 90 persen populasi yang memenuhi syarat telah mendapat dosis penuh vaksin COVID-19, kata Perdana Menteri Jacinda Ardern pada Jumat.

Dengan tingkat inokulasi 90 persen di setiap Dewan Kesehatan Distrik, kata Ardern, Selandia Baru akan menjadi salah satu negara dengan vaksinasi tertinggi di dunia.

Sebanyak 68 persen penduduk Selandia Baru yang memenuhi syarat telah divaksin penuh dan 86 persen mendapat dosis pertama.

"Pada akhirnya kita menyeimbangkan keinginan untuk segera membuka kembali sambil terus menjaga orang-orang tetap aman," kata Ardern dalam konferensi pers di ibu kota Wellington.

Ketika target vaksinasi tercapai, negara Pasifik Selatan itu akan beralih ke sistem baru untuk mengelola wabah di wilayahnya.

Baca juga: Selandia Baru vaksin 2,5 persen populasinya dalam sehari

Sertifikat vaksin akan menjadi pusat dari sistem baru yang akan menggunakan tiga pengaturan, yaitu warna hijau, oranye dan merah untuk mengelola wabah dan kasus baru.

"Orang yang divaksin lengkap akan dapat terhubung kembali dengan keluarga dan teman, pergi ke bar dan restoran, dan melakukan hal-hal yang mereka sukai dengan kepastian dan kepercayaan diri yang lebih besar," kata Ardern.

Sistem baru itu juga berarti mengakhiri penguncian nasional.

“Kita memiliki vaksin untuk menciptakan tingkat keamanan dan perlindungan, dan akan meningkatkan kemampuan memprediksi,” kata Ardern.

Selandia Baru memberlakukan pembatasan COVID-19 paling ketat di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Namun, tekanan pada Ardern meningkat untuk melonggarkan pembatasan karena jumlah kasus yang relatif kecil tapi terus-menerus semakin mengganggu kota terbesar di negara itu.

Baca juga: Selandia Baru batalkan strategi untuk lenyapkan COVID-19

Selandia Baru melaporkan 129 kasus COVID-19 pada Jumat, rekor harian tertinggi untuk ketiga kalinya minggu ini, meskipun Auckland tetap dikunci selama lebih dari dua bulan.

Pembatasan yang lebih longgar diberlakukan di sebagian besar wilayah negara berpenduduk 5 juta jiwa itu.

Jumlah kasus dalam wabah saat ini mencapai 2.389 dan Selandia Baru telah mencatat 28 kematian terkait virus corona selama pandemi.

Pihak berwenang telah memperingatkan infeksi akan cenderung lebih tinggi sampai jumlah vaksinasi meningkat.

Pemimpin Partai Nasional Oposisi Judith Collins mengatakan "kesulitan" mencapai 90 persen vaksinasi membuat setiap warga Selandia Baru menghadapi lockdown dan ketidakpastian selama berbulan-bulan.

"Sangat bagus kita sekarang memiliki 86 persen Kiwi yang telah memiliki setidaknya satu dosis. Tetapi kenyataannya 4 persen terakhir ini akan menjadi yang paling sulit untuk dicapai," kata Collins. Kiwi adalah julukan bagi warga Selandia Baru.

Baca juga: Selandia Baru akan peroleh lebih banyak vaksin COVID-19
Baca juga: Varian Delta menyebar ke luar Auckland di Selandia Baru


Sumber: Reuters

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021