Informasi dalam artikel pada 30 September 2021 tersebut diklaim berasal dari sebuah studi yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
“UPDATE. ‘Jika anda mendapatkan vaksin Pfizer, anda lebih mungkin terkena COVID’: Studi analis industri dari FDA,” demikian isi keterangan dalam artikel lifesitenews.com, yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Namun, benarkah penerima vaksin Pfizer lebih rentan terpapar COVID-19?
Penjelasan:
Juru bicara FDA telah membantah informasi tersebut.
"Klaim itu salah dan menyesatkan," kata juru bicara FDA, seperti dikutip dari AFP.
Pihak FDA mengatakan lembaganya selalu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap data dan informasi yang disampaikan dalam Biologics License Application (BLA) untuk Comirnaty, sebelum membuat keputusan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif dalam mencegah COVID-19.
Direktur Pusat Pemodelan dan Analisis Penyakit Menular dari Yale Alison Galvani juga membantah narasi soal vaksin Pfizer itu.
Galvani mengungkapkan orang yang diberi vaksin Pfizer akan jauh lebih kecil terpapar, terinfeksi, dirawat di rumah sakit atau bahkan meninggal akibat COVID-19.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah merilis efikasi vaksin Pfizer pada kelompok usia 12-15 tahun, yakni sebesar 100 persen. Sedangkan untuk usia 16 tahun ke atas efikasinya sebesar 95,5 persen, mengacu berita ANTARA.
Klaim: Penerima vaksin Pfizer lebih rentan terpapar COVID-19
Rating: Salah/Hoaks
Cek fakta: Hoaks! Pfizer menyerang sel darah putih
Cek fakta: Hoaks! Penyintas COVID-19 memiliki imunitas lebih baik dibanding vaksin
Cek fakta: Hoaks! Vaksin penyebab kemunculan varian baru virus
Pewarta: Tim Jacx
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2021