"Gercep adalah kependekan dari gerak cepat, yang berarti bahwa pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memutuskan solusi yang cukup baik dengan cepat daripada menunda-nunda untuk solusi yang sempurna," kata Sandiaga Uno saat menjadi pembicara dalam kuliah umum secara daring di Master of Business Administration (MBA) ITB Kampus Jakarta, Sabtu.
Metode Geber, kependekan dari gerak bersama, menekankan pentingnya bekerjasama dan beradaptasi terhadap keadaan baru.
"Terakhir, Gaspol mendorong para pemimpin untuk bekerja pada semua faktor potensial untuk sukses," kata Sandiaga.
Baca juga: Menparekraf beri tiga kunci agar produk tembus pasar dunia
Dia juga menjelaskan bahwa pemimpin harus tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.
Dalam kuliam umum daring tersebut, Sandiaga juga membahas pentingnya kepemimpinan dan kemampuan beradaptasi di masa krisis.
Dia memaparkan pengalamannya selama 10 bulan terakhir terkait industri pariwisata Indonesia di masa pandemi, termasuk permasalahan yang dihadapi dan solusi yang terbentuk.
Dia mengatakan dengan meringkas secara singkat dampak COVID-19 pada industri pariwisata dan bagaimana hal itu memaksa pemerintah untuk beradaptasi.
"Dengan pandemi, kita mengalami banyak inovasi luar biasa seperti vaksin, yang dikembangkan dengan cepat untuk mengurangi pandemi,” kata Sandiaga di depan 200 mahasiswa MBA yang hadir.
Menurut Sandiaga, ada empat elemen penting untuk merespons krisis pengakuan, ketahanan, reformulasi, dan reaktivasi.
Baca juga: Sandiaga harap AKI edisi Lampung jadi momentum kebangkitan parekraf
Dia menekankan bahwa para pemimpin harus mengenali faktor VUCA (volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, ambiguitas) dalam setiap situasi, membangun ketahanan terhadap kebutuhan yang paling mendesak, merumuskan kembali solusi untuk menghidupkan kembali industri dan mengaktifkan kembali langkah-langkah baru untuk diterapkan dalam masyarakat.
Lebih lanjut, Sandiaga menekankan betapa pentingnya bagi para pemimpin untuk memahami dan menganalisis dengan menggunakan Big Data untuk mendukung keputusan mereka.
Menggunakan big data dapat bermanfaat bagi para pemimpin, karena mereka menyediakan strategi publikasi seperti mengkolaborasikan pesan dengan merek.
Dia memaparkan kepada hadirin dampak dari pandemi, termasuk penurunan 75 persen wisatawan internasional dan penurunan 81 persen wisatawan domestik.
Baca juga: Sadiaga Uno: Vaksinasi dan prokes jadi kunci pulihnya sektor Parekraf
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021