"Sebagai legislator dari dapil Maluku, saya merasa senang dan mengapresiasi keberhasilan para dosen Fakultas Teknik Unpatti membangun mikro turbin untuk masyarakat suku terasing ini," kata Mercy Barends yang dihubungi ANTARA dari Ambon, Provinsi Maluku, Senin.
Mercy yang sedang berada di Langgur untuk reses tahun 2021/2022, mengaku telah bertemu dengan para dosen yang mengembangkan inovasi infrastruktur kelistrikan itu pada Jumat (22/10), serta melihat proses pemasangannya yang telah mencapai 85 persen.
Menurut dia, pengembangan infrastruktur kelistrikan itu dilakukan setelah para dosen Unpatti lolos seleksi lomba riset dan inovasi yang digelar Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) pada 2021.
BRIN kemudian menggelontorkan bantuan sekitar Rp300 juta bagi para dosen untuk membangun percontohan mikro turbin yang menggunakan energi baru terbarukan, dengan mengolaborasi penggunaan tenaga angin dan tenaga surya.
Baca juga: Legislator: Rasio elektrifikasi di Kepulauan Aru masih sangat rendah
Setelah BRIN menggelontorkan dana itu, para dosen dan mahasiswa kemudian membuat mikro turbin tiga KV yang digabungkan dengan panel surya dua KV sehingga total daya yang dihasilkan lima KV.
"Jadi peralatan yang dibangun bekerja secara 'hybrid', yakni pembangkit listrik tenaga bayu dan sinar Matahari. Ini prototipe yang bisa dikembangkan di daerah kepulauan, terutama daerah yang sulit dijangkau oleh pelayanan PLN," kata Anggota Komisi VII DPR itu.
Dengan kapasitas daya sebesar itu, sudah bisa menjawab kebutuhan listrik masyarakat suku terasing di Dusun Maeno, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah.
"Jujur saja beta (saya) sangat senang melihat hasilnya. sudah 85 persen, hanya tinggal menunggu tiga peralatan yang dipesan dari Cina untuk dirakit, maka sudah bisa pembangkit listrik ini sudah diserahkan dan dioperasikan dioperasikan," katanya.
Menyangkut pemeliharaan, para dosen juga telah membentuk kelompok khusus dengan menyeleksi generasi muda suku terasing untuk diajari cara merawat, memelihara, dan memperbaiki perangkat itu jika terjadi kerusakan.
"Para pemuda suku terasing dibawa ke kampus bukan untuk belajar teori tetapi action learning lab untuk praktik mulai dari proses rancang bangun hingga perawatan dan perbaikan turbinnya jika terjadi kerusakan," katanya.
Angota Badan Anggaran DPR itu, berharap program riset dan inovasi tersebut dapat dikembangkan BRIN sebagai salah satu prototipe untuk mengatasi masalah kelistrikan di wilayah sulit, khususnya kawasan timur Indonesia.
"Saya berharap rancang bangun infrastruktur kelistrikan yang dihasilkan para dosen Unpatti ini dapat dikembangkan oleh BRIN untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi di wilayah kepulauan seperti Maluku dan daerah lain di kawasan timur," ujarnya.
Baca juga: Anggota DPR-RI apresiasi Latuhalat jadi desa inovasi mitigasi
Baca juga: Menteri ESDM setujui pengadaan mesin PLTD untuk Maluku
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021