China, yang memberlakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19 paling ketat di dunia, mengatakan bahwa penggemar internasional tidak akan diizinkan memasuki negara tersebut untuk menonton Olimpiade yang akan berlangsung dari 4 Februari hingga 20 Februari.
China telah menutup perbatasannya untuk pelancong internasional, dengan jumlah penerbangan internasional berkurang secara drastis dari sebelum COVID, dan penyelenggara pertandingan mengatakan bahwa maskapai domestik dan asing akan didorong untuk mengoperasikan penerbangan sementara yang hanya tersedia untuk peserta.
Baca juga: Vaksinasi booster dikebut, obor Olimpiade Musim Dingin tiba di Beijing
Peserta pertandingan perlu dites COVID-19 sebelum kedatangan, dan atlet serta ofisial tim harus divaksinasi untuk menghindari 21 hari karantina, dengan beberapa pengecualian untuk alasan medis yang diberikan berdasarkan kasus per kasus.
"Kami ingin semua orang di Olimpiade aman, itu sebabnya kami meminta semua peserta untuk mengikuti pedoman ini," kata Direktur Eksekutif Olimpiade IOC, Christophe Dubi, dikutip dari Reuters, Selasa.
"Menjaga kesehatan semua orang akan memastikan fokus tetap pada dasar-dasar Olimpiade dan Paralimpiade -- para atlet dan olahraga," dia melanjutkan.
Baca juga: Protes aktivis HAM warnai upacara penyalaan obor Olimpiade Beijing
Penyelenggara menambahkan bahwa sistem gelembung tertutup telah dirancang untuk menjaga keamanan peserta dengan mengurangi interaksi yang tidak perlu.
Peserta juga akan didorong untuk memakai masker dan menghindari ruang yang tertutup, ramai atau melibatkan kontak dekat, sementara setiap organisasi yang ambil bagian dalam Olimpiade akan diminta untuk mengajukan nama petugas yang akan mengurusi COVID-19.
Vaksinasi tidak wajib untuk Olimpiade Beijing tetapi beberapa komite Olimpiade nasional, termasuk Amerika Serikat dan Kanada, mengharuskan anggota tim untuk divaksinasi.
Baca juga: Olimpiade Musim Dingin Beijing tanpa suporter asing
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021