“Pemuda harus menjadi local hero dengan bangga pada buatan bangsa sendiri, menciptakan dan mengembangkan produk dalam negeri dengan begitu ekonomi Indonesia akan kokoh dan mandiri,” ujar Teten dalam pembukaan acara Wirakarya Local Heroes Festival 2021 yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa.
Ia menyebutkan Indonesia tengah memasuki fenomena bonus demografi di mana terjadi peningkatan jumlah penduduk usia produktif. Pada 2025 hingga 2035, sebagian penduduk usia produktif merupakan generasi milenial dan generasi Z yang berada pada fase pendidikan atau memasuki dunia kerja.
“Peran mereka sangat menentukan perjalanan bangsa Indonesia ke depan,” tutur Teten.
Baca juga: Erick Thohir: Peran UMKM sangat penting menggerakkan perekonomian
Ia mengatakan pemerintah terus berupaya menjadikan bonus demografi sebagai kesempatan emas meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa, salah satunya melalui perbaikan dan penguatan ekosistem berusaha dari UMKM agar semakin berperan dalam proses pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di tanah air.
Teten menyebutkan UMKM mendominasi postur pelaku usaha, penyerapan tenaga kerja, dan kontribusi terhadap PDB, namun rasio kewirausahaan di Indonesia masih sangat rendah, yaitu baru mencapai 3,47 persen.
Angka tersebut masih relatif rendah jika dibandingkan Thailand yang sudah mencapai 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen, dan Singapura 8,76 persen.
Oleh sebab itu, lanjut Teten, rasio kewirausahaan pada 2024 ditargetkan naik menjadi 3,95 persen. Pencapaian target dilakukan melalui penciptaan wirausaha muda yang inovatif, berkelanjutan, dan menciptakan lapangan pekerjaan.
“Ini tantangan besar kita bagaimana melakukan scaling up terhadap UMKM, baik yang existing saat ini maupun rintisan-rintisan baru,” katanya.
Dalam mendukung lebih banyak lagi local hero, Kemenkop UKM juga menyiapkan program inkubator wirausaha melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).
Pada tahun 2021, program tersebut telah bekerja sama dengan delapan inkubator wirausaha dan pada 2022 ditargetkan sebanyak 10 calon inkubator wirausaha baru.
Melalui program inkubator wirausaha tersebut, kata Teten, diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan, pendorong lebih banyak lagi inovasi, hingga memfasilitasi para rintisan usaha atau startup maupun koperasi untuk mendapatkan akses pembiayaan.
“Jadi, kami telah mengubah pendekatan birokrasi kepada pendekatan bisnis dalam menyiapkan UMKM naik kelas,” ujar Teten.
Selain itu, pihaknya juga mendorong wirausaha untuk masuk ke dalam ekosistem digital. Teten menyebutkan per September 2021, UMKM yang sudah on-boarding dalam ekosistem digital telah mencapai 16,4 juta atau bertambah sebesar 8,74 UMKM selama pandemi.
Tak hanya berhenti sampai di situ, ia mengatakan upaya untuk menggaungkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) juga perlu diperluas agar menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap produk lokal yang diharapkan penjualan domestik dapat meningkat dan produk Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Saya selalu menyampaikan di dalam berbagai kesempatan, kita harus mendorong transformasi UMKM dengan produk yang berbasis kreativitas dan inovasi teknologi. Terakhir, saya ingin mengajak pelaku UMKM generasi milenial dan masyarakat luas untuk selalu optimis, adaptif, dan melakukan inovasi dalam situasi apapun,” pungkasnya.
Baca juga: Menkop nilai UMKM bagian penting upaya tingkatkan ekonomi syariah
Baca juga: Bosch Virtual Chef bantu UMKM kuliner bangkit pasca pandemi
Baca juga: Respon kasus bisnis makanan beku, Menkop: Kita hanya ingin UMKM pulih
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021