Ketua Umum Forum Rektor Indonesia Panut Mulyono mengapresiasi langkah pemerintah dalam menggenjot program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dengan menunjuk Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sebagai pimpinan dalam menggalakkan program ini.Masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan, peduli terhadap sesama itu sangat penting
"Saya mengapresiasi semakin masifnya GNRM yang tengah dilakukan pemerintah. GNRM sangat berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuju kehidupan yang lebih baik," kata dia dalam keterangan tertulis diterima di Depok, Selasa.
Ia mengemukakan bahwa mengubah perilaku masyarakat melalui gerakan revolusi mental tidak bisa instan. Gerakan revolusi mental harus berjalan terus karena mengubah kebiasaan lama yang kurang produktif menjadi lebih produktif ini membutuhkan waktu.
Oleh sebab itu, sambung dia, apa yang dilakukan pemerintah dalam gerakan itu dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat sudah tepat.
"Kita tahu bahwa dalam melakukan GNRM ini pemerintah memiliki mitra strategis, termasuk kami FRI juga dilibatkan didalamnya. Upaya-upaya ini sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam menggerakkan revolusi mental di seluruh tatanan masyarakat," katanya.
Bahkan, katanya, gerakan revolusi mental sudah ditanamkan untuk memperhatikan generasi bangsa selagi masih dalam kandungan. Para ibu hamil diminta lebih memperhatikan gizi anak dalam kandungan agar terhindar dari kekerdilan dengan tujuan menciptakan "Indonesia Emas" di masa mendatang.
Baca juga: Ketum PGRI: Revolusi mental harus berorientasi selesaikan masalah
Disinggung mengenai peran gerakan itu dalam menghadapi pandemi, Panut memaparkan, revolusi mental menjadi garda terdepan dalam mengubah perilaku agar hidup lebih bersih, taat protokol kesehatan, manut dengan anjuran pemerintah untuk menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) hingga bergotong royong mengatasi COVID-19 dengan vaksinasi sebagai bukti peran revolusi mental menumbuhkan rasa kebersamaan agar pandemi lekas teratasi.
"Masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan, peduli terhadap sesama itu sangat penting, itu sebagai bentuk revolusi mental. Perilaku yang baik, saling menghargai, mudah diatur, mudah ditata dan yang mengatur juga memiliki memiliki visi yang sama menuju Indonesia Maju. Maka, Indonesia mandiri secara ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dan Indonesia maju bisa dicapai bersama-sama," katanya.
Secara terpisah, Ketua Umum Presidium Pusat Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) Wiryawan mengatakan GNRM upaya yang baik digaungkan oleh negara.
Akan tetapi, katanya, penting juga negara (birokrasi) memberi contoh kepada masyarakat dalam upaya mempraktikkan revolusi mental tersebut.
"Jika negara memberi contoh yang baik saya rasa rakyat juga akan mengikuti, tegakkan hukum setegak-tegaknya," kata dia.
Baca juga: Pendidik berkarakter tularkan semangat revolusi mental
Terkait dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, lanjut dia, momentum merefleksikan bagaimana dahulu para pemuda, 93 tahun yang lalu, bersumpah untuk bertumpah darah, berbangsa, dan berbahasa satu.
"Momentum ini tentunya untuk menguatkan persatuan Indonesia, terkhusus kaum muda, jika pemuda bersatu dan kuat Indonesia juga akan kuat. Dan itu sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam revolusi mental," katanya.
Ketua Umum PP Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Jefri Gultom menambahkan di era teknologi digital, bukan soal siapa yang besar dan kecil, namun siapa yang lihai beradaptasi dengan perubahan zaman.
"Momentum Sumpah Pemuda 2021 ini bersamaan dengan semangat pemerintah yang sedang menginisiasi GNRM. Pemerintah harus memiliki komitmen melibatkan kaum muda berpartisipasi, memberikan ruang kreativitas dan inovasi. Kasih mereka kesempatan untuk belajar sekaligus memimpin mendukung keterlibatan mereka dalam berbagai momentum kebangsaan," ujarnya.
Baca juga: NU-Muhammadiyah apresiasi gerakan nasional revolusi mental
Baca juga: Pemerintah bangun gerakan solidaritas nasional penanganan COVID-19
Baca juga: Kemenko PMK sebut enam hambatan revolusi mental di Indonesia
Pewarta: Feru Lantara
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021