India pada Rabu (27/10) menolak seruan untuk mengumumkan target nol bersih emisi karbon.
Pemerintah negara itu mengatakan lebih penting bagi dunia untuk menetapkan langkah-langkah mengurangi emisi dan mencegah kenaikan suhu global.
India, penghasil emisi terbesar ketiga di dunia setelah China dan Amerika Serikat, berada dalam tekanan untuk mengumumkan rencana menuju netral karbon pada konferensi iklim pekan ini di Glasgow.
Namun sekretaris kementerian lingkungan India R P Gupta mengatakan bahwa mengumumkan nol bersih bukan solusi mengatasi krisis iklim.
"Berapa banyak karbon yang Anda buang ke atmosfer sebelum mencapai nol bersih itu lebih penting."
AS, Inggris, dan Uni Eropa telah menetapkan target mencapai nol bersih emisi karbon pada 2050.
Pada saat itu, mereka hanya akan membuang sejumlah gas rumah kaca yang bisa diserap hutan, lahan pertanian, tanah, dan teknologi "penangkap karbon" yang belum berkembang.
China dan Arab Saudi telah menetapkan 2060 sebagai target, tapi tujuan itu tak berarti apa-apa tanpa tindakan nyata saat ini, kata para pengkritik.
Hingga pertengahan abad ini, AS diperkirakan akan membuang 92 gigaton karbon ke atmosfer dan Uni Eropa 62 gigaton, kata Gupta mengutip perhitungan pemerintahnya.
China, sementara itu, diprediksi akan membuang 450 gigaton hingga target waktu yang ditetapkan, kata dia.
Baca juga: Negara maju harus pimpin upaya batasi naiknya suhu 1,5 derajat Celsius
Perwakilan dari hampir 200 negara akan bertemu di Glasgow, Skotlandia, pada 31 Oktober-12 November untuk membahas iklim dan memperkuat aksi melawan pemanasan global berdasarkan Perjanjian Paris 2015.
Perdana Menteri Narendra Modi akan menghadiri konferensi itu sebagai tanda keseriusan India menghadapi perubahan iklim, kata pejabat pemerintahnya.
Presiden China Xi Jinping dipastikan tidak hadir.
Meski terus berusaha mencapai tingkat nol bersih, negara-negara diharapkan untuk mengumumkan target serta rencana jangka menengah yang baru dan lebih kuat dalam mengurangi emisi.
Menteri Lingkungan India Bhupendra Yadav mengatakan negaranya berada di jalur yang benar untuk mencapai target konferensi Paris 2015 dan membuka peluang untuk mengubahnya.
"Semua pilihan sudah disiapkan," kata dia.
India berkomitmen untuk mengurangi intensitas emisi dari produk domestik bruto (PDB) sebesar 33-35 persen pada 2030 dari level 2005. Pada 2016, negara itu sudah mengurangi emisi 24 persen.
Sejumlah pakar lingkungan mengatakan India bisa mempertimbangkan pengurangan intensitas emisi hingga sebanyak 40 persen, tergantung anggaran dan akses kepada teknologi yang lebih maju.
Yadav mengatakan akan menilai keberhasilan konferensi Glasgow dari seberapa banyak anggaran iklim yang dijanjikan untuk membantu negara-negara berkembang memangkas emisi mereka sambil memastikan ekonomi tetap tumbuh.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ratu Elizabeth tak akan hadiri COP26 di Glasgow
Baca juga: Rusia sebut Putin tak akan berangkat ke Glasgow untuk COP26
Strategi KLHK tekan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan
Pewarta: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021