“Pandemi yang terjadi saat ini tak hanya menjadi test of a nation, COVID-19 telah membuka kotak pandora terpolarisasinya bangsa yang selama ini tersimpan dan tertutup rapi dalam kelompok-kelompok anak bangsa,” ujar Andre di Jakarta, Kamis.
ILUNI UI meluncurkan Gerakan Kohesi Kebangsaan. Gerakan itu berkomitmen mendorong segenap elemen bangsa untuk merefleksikan dan menggali kembali pilar-pilar kebangsaan secara kontekstual, mempromosikan identitas bersama serta mendorong kepemimpinan nasional bersikap terbuka dan kolaboratif.
"Kami akan melakukan berbagai aktivitas dan mengajak semua anak bangsa bergotong-royong terlibat dalam gerakan “Kohesi Kebangsaan”, membangun Indonesia yang diharapkan bersama,” tegas Andre.
Dia menjelaskan, di tengah upaya pemerintah bekerja keras mengatasi pandemi dengan berbagai kebijakan seperti PPKM, social distancing, maupun program vaksinasi, muncul polarisasi di dalam masyarakat. Berbagai hoaks dan berbagai misinformasi menimbulkan keraguan bahkan penolakan terhadap kebijakan dan program pemerintah.
Dalam kondisi masyarakat yang terpolarisasi, kohesi sosial menjadi media untuk merekatkan bangsa. Andre juga mendorong Indonesia untuk memanfaatkan kemajuan teknologi pada masa revolusi industri 4.0 mempromosikan kohesi dengan memaksimalkan gotong royong digital.
"Gotong royong digital ini akan membuka beragam peluang baru untuk Indonesia berkolaborasi seperti mengembangkan ekonomi berbagi yang inklusif dan berkeadilan,” tambah dia.
Lebih jauh, dia mengungkapkan komitmen ILUNI UI dalam menjawab berbagai tantangan yang hadir pada masa pandemi. Andre memaparkan, salah satu upaya ILUNI UI dalam membantu penanganan pandemi melalui program ILUNI Tanggap COVID-19. Melalui program tersebut, ILUNI UI telah melakukan 145 kegiatan baik di tingkat pusat, wilayah, fakultas, chapter, serta mengumpulkan donasi sebesar Rp 57 miliar.
“ILUNI UI juga ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program layanan vaksinasi untuk masyarakat, serta membuat berbagai diskusi dan rekomendasi berupa Policy Paper untuk pemerintah,” tambah dia.
Menurut Andre, Indonesia memiliki modal kuat menjadi resilien. Pandemi juga membuka mata bahwa Indonesia memiliki modal sosial yang memadai untuk resilien menghadapi krisis.
"Pengalaman kami di ILUNI UI dan gerakan-gerakan lain dalam membantu pandemi telah membuktikannya,” kata Andre lagi.
Andre menekankan pentingnya kohesi kebangsaan dalam menghadapi ancaman polarisasi khususnya dampak Pilpres 2019 dan ditengah situasi pandemi saat ini.
Baca juga: Gubernur Lemhannas minta generasi muda menangi persaingan antarbangsa
Pewarta: Indriani
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2021