• Beranda
  • Berita
  • BKSDA bentuk Tim Pagari dukung nagari Ramah Harimau di Agam

BKSDA bentuk Tim Pagari dukung nagari Ramah Harimau di Agam

29 Oktober 2021 11:50 WIB
BKSDA bentuk Tim Pagari dukung nagari Ramah Harimau di Agam
Tim Pagari Baringin sedang mengikuti pelatihan, Kamis (28/10). (ANTARA/HO-Dok BKSDA)

Menyikapi beberapa peristiwa konflik satwa liar

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat bekerja sama dengan Yayasan SINTAS Indonesia membentuk Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) untuk mendukung program nagari Ramah Harimau di Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.

Kepala Balai KSDA Sumbar Ardi Andono di Lubukbasung, Jumat, mengatakan kegiatan ini sebagai upaya mendorong pelibatan secara aktif masyarakat yang berdomisili di nagari rawan terjadinya konflik satwa harimau dalam kegiatan penanganan dan deteksi dini.

"Ini dalam menyikapi beberapa peristiwa konflik satwa liar dan tindak pidana terhadap satwa harimau Sumatera yang terjadi beberapa waktu belakangan ini," katanya.

Ia mengatakan, sebagai solusi mengatasi hal-hal tersebut maka BKSDA Sumbar menginisiasi Nagari Ramah Harimau yang bertujuan untuk menciptakan nagari yang bersahabat dan berkontribusi dalam pelestarian harimau Sumatera.

Diharapkan dari kegiatan ini adalah terbentuknya Tim Patroli Berbasis Masyarakat yang akan diberi nama Patroli Anak Nagari (Pagari) di wilayah rawan konflik satwa untuk pencegahan potensi konflik dengan merespon laporan kejadian konflik secara cepat dan tepat.

Tindak lanjut dari kegiatan ini akan diadakan pertemuan rutin antara BKSDA Sumbar dengan Pagari minimal satu kali sebulan. Ini untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan Pagari dalam penanganan konflik manusia dan satwa, sehingga diharapkan nagari dapat melaksanakan deteksi dini dan penanganan awal secara mandiri kejadian konflik satwa di wilayah nagarinya.

Selain itu ia berharap dengan adanya pelatihan dan pembentukan ini akan terwujud Nagari Ramah Harimau yang artinya dapat mandiri dalam penanganan konflik harimau Sumatera di wilayah nagarinya.

"Konflik yang tidak terkendali akan menyebabkan kerugian yang luar biasa dari kedua pihak yakni alam dengan harimau Sumatera dan manusia tentunya," katanya.

Pelatihan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 26 sampai dengan 28 Oktober 2021 yang diikuti oleh delapan orang warga yang dipilih dan ditunjuk Nagari Baringin.

Baca juga: BKSDA amankan 32 ekor jalak kerbau dari dua pedagang

Baca juga: BKSDA Agam pasang perangkap di lokasi kambing dimangsa macan


Adapun materi pelatihan disampaikan diantaranya Kebijakan Konservasi Harimau Sumatera, Bioekologi, Pengamanan Hutan dan Perlindungan Satwa Liar, Navigasi, Penggunaan Camera Trap dan Penanganan Konflik Satwa Liar.

Narasumber dan instruktur berasal dari Balai KSDA Sumbar dan Yayasan SINTAS Indonesia.

Sementara itu, Sekretaris Nagari Baringin, Fakhrudin mengucapkan terima kasih atas ditunjuknya Nagari Baringin sebagai pilot project atau percontohan pelibatan masyarakat dalam upaya penanganan konflik dan perlindungan satwa liar oleh BKSDA Sumbar.

"Saya berharap BKSDA bersama Yayasan SINTAS Indonesia tetap melakukan pembinaan dan bimbingan kepada tim yang telah dibentuk dan dikukuhkan itu," katanya.

Dalam kesempatan itu juga diserahkan peralatan perongan dan peralatan tim Pagari guna mendukung kegiatan Pagari ke
depannya. 

Baca juga: BKSDA Sumbar pasang perangkap di lokasi ternak dimangsa harimau

Baca juga: BKSDA Sumbar gelar aksi usir harimau yang memangsa ternak warga Agam

 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021