Ketua Umum Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) Anita A Hutagulung mengatakan pihaknya menggagas gerakan nasional melawan osteoporosis.
“Gerakan ini bertujuan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan osteoporosis dan dapat maksimal menjangkau lapisan masyarakat,” ujar Anita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Osteoporosis merupakan penyakit yang menyebabkan tulang menjadi keropos dan lemah, mudah mengalami patah tulang yang menyebabkan rasa sakit yang melemahkan, mobilitas berkurang dan menurunnya kualitas hidup.
Di Indonesia, setidaknya dua dari lima penduduk Indonesia berisiko osteoporosis. Tanpa pencegahan secara masif, diduga pada 2050, lelaki dan perempuan yang berusia lebih dari 50 tahun dan paling berisiko terkena osteoporosis akan menjadi satu per tiga dari total penduduk Indonesia.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Osteoporosis di Indonesia perlu disikapi serius
Baca juga: Menabung kalsium mulai usia 20-30 tahun demi cegah osteoporosis
Sebagai penyakit metabolik terkait usia, osteoporosis dapat menyerang perempuan dan laki-laki, serta menyebabkan demineralisasi tulang yang mengakibatkan patah tulang. Identifikasi dini faktor risiko osteoporosis dan pengembangan program pencegahan diperlukan untuk menghentikan peningkatan dan mengurangi kejadian penyakit.
Business Unit Coordinator General Adult Nutrition Kalbe Nutritionals, Boy Sinaga, mengatakan terdapat kesamaan visi misi antara pihaknya dan Perwatusi yakni mengedukasi pencegahan osteoporosis di masyarakat.
“Kami mendukung gerakan nasional dalam melawan osteoporosis ini. Inisiatif mulia ini direalisasikan dengan sejumlah rangkaian acara bersama melawan osteoporosis. Kami juga sudah melakukan berbagai kegiatan seperti senam virtual dan juga talkshow kesehatan sepanjang bulan Oktober,” kata Boy Sinaga.
Asupan nutrisi yang baik dan olahraga tepat menjadi beberapa faktor kunci pencegahan osteoporosis
Edukasi tentang osteoporosis dinilai menjadi kunci untuk membantu masyarakat membuat pilihan yang diperlukan agar mampu menjaga kesehatan secara keseluruhan seumur hidup, termasuk kesehatan tulang.
Edukasi memungkinkan semua masyarakat Indonesia, baik publik maupun penyedia layanan kesehatan untuk belajar dan menyebar informasi akurat tentang pencegahan, diagnosis, dan pengobatan osteoporosis.*
Baca juga: Hari Osteoporosis Sedunia, ketahui faktor risiko dan pencegahannya
Baca juga: Perubahan gaya hidup saat pandemi pengaruhi risiko osteoporosis
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021