• Beranda
  • Berita
  • Peparnas Papua ubah paradigma terhadap penyandang disabilitas

Peparnas Papua ubah paradigma terhadap penyandang disabilitas

2 November 2021 22:17 WIB
Peparnas Papua ubah paradigma terhadap penyandang disabilitas
Lifter Papua Oktovianus F. Itlay (dua kiri) membawa obor api Peparnas XVI Papua bersama masyarakat adat di Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (2/11/2021). ANTARA FOTO/Indrayadi TH/foc. (Antara Foto/Indrayadi TH)
Momentum Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua menggeser paradigma tentang perlakuan terhadap penyandang disabilitas dari belas kasihan menjadi berbasiskan hak bahwa semua orang dilahirkan dalam kondisi yang setara.

"Bagaimana mengubah paradigma yang tadinya memperlakukan penyandang disabilitas dengan belas kasihan atau charity menjadi paradigma berbasis hak," ujar Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pertahanan dan Hak Asasi Manusia Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani di Media Center Kominfo Peparnas Papua, Selasa.

Menurut Jaleswari, Peparnas berpotensi mengatasi permasalahan yang menyumbat pergeseran paradigma dari charity ke yang berbasis hak, karena kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pesta olahraga bagi para penyandang disabilitas ini bisa menjadi modal kuat dalam membuka berbagai kendala yang menghambat terjadinya pergeseran paradigma tersebut.

Baca juga: Pemerintah dukung penuh Peparnas hadirkan media center ramah difabel 

Pesta olahraga kaum difabel ini, katanya, akan membuka aksesibilitas terhadap hambatan-hambatan yang menghalangi terwujudnya perubahan paradigma tersebut. Sehingga, para penyandang disabilitas di masa mendatang dapat diperlakukan setara dengan warga non disabilitas dari berbagai aspek.

"(Peparnas) Menggedor sisi-sisi kemanusiaan kita, agar kita setara memperlakukan orang lain dengan penuh hormat," kata Jaleswari.

Secara konkret, yang dimaksud dari ajang peparnas ini mengentaskan sumbatan kendala dari para penyandang disabilitas untuk diperlakukan berbasis hak, adalah melalui pembangunan infrastruktur pelengkap yang memudahkan mobilitas kaum disabilitas ke berbagai tempat.

"Dengan begitu, kaum disabilitas lebih mandiri mengurus dirinya dari satu tempat ke tempat lain. Kemudian, para relawan dapat berlatih memperlakukan para penyandang disabilitas dengan penuh rasa kesabaran. Dengan memperlakukan hal itu, tentunya sudah melakukan perubahan paradigma yang sebelumnya hanya berbasis belas kasihan menjadi berbasiskan hak," tutur Jaleswari.

Menurut dia, apabila hal tersebut mampu dilakukan dengan sepenuhnya, maka implementasi nilai kesetaraan sudah dilakukan dengan benar.

"Bisa dibilang, memulai langkah-langkah untuk penyandang disabilitas ini untuk menjadi lebih baik ke depannya," ungkap Jaleswari.

Baca juga: KSP puji sarana dan prasarana di arena pertandingan Peparnas Papua 

Betapa pentingnya nilai humanisme dari peparnas, sehingga penyelenggaraan Peparnas harus setara dengan penyelenggaraan ajang olahraga nasional, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar beberapa waktu lalu.

"Sehingga, pesan tentang perubahan paradigma kesetaraan itu dapat menjangkau setiap individu yang berada di berbagai berbagai pelosok tanah air," pungkas Jaleswari. 

Oleh karena itu, KSP melakukan serangkaian pengawasan yang ketat semenjak tahap perencanaan. Dimulai dari tahap itu, pihaknya melakukan serangkaian pengawasan pada setiap perkembangannya pada tahap akhir, agar ajang ini dapat menggaung keras di kuping setiap individu masyarakat di tanah air.

Secara konsisten, pihak KSP akan menggandeng seluruh instansi pemerintah yang terkait dengan penyelenggaraan ajang olahraga ini, sebagai upaya memastikan hal ini berjalan dengan lancar.

"Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam memastikan suksesnya Peparnas," tutup Jaleswari. 

Baca juga: Diskominfo Papua imbau masyarakat akses informasi resmi soal Peparnas 
Baca juga: Wakil Presiden Ma'ruf Amin akan buka Peparnas Papua 

 

Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021