• Beranda
  • Berita
  • Lontong kariang, kuliner khas Bonjol yang bertahan ratusan tahun

Lontong kariang, kuliner khas Bonjol yang bertahan ratusan tahun

3 November 2021 15:43 WIB
Lontong kariang, kuliner khas Bonjol yang bertahan ratusan tahun
Lontong kering tanpa kuah dibungkus dengan daun pisang di Pasar Equator Bonjol, Kabupaten Pasaman. (Antarasumbar/Septria Rahmat)
Lontong kariang yang ada di Pasar Equator Bonjol, Nagari Ganggo Mudiak, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat merupakan kuliner khas yang mampu bertahan sejak ratusan tahun lalu hingga saat ini.

Baca juga: Kisah UMKM populerkan se'i lewat digitalisasi

Sajian lontong kering tanpa kuah itu biasa dijual seharga Rp5000-an saja.

"Makanan lontong kariang atau lontong kering tanpa kuah khas Bonjol, Kabupaten Pasaman ini sudah sejak lama dijual turun-menurun dari nenek, orang tua hingga saya sendiri, lamanya itu sekitar seratus tahun," kata Pedagang Makanan Elvi di Pasar Equator Bonjol, Rabu.

Pada zaman dulu, neneknya menjual lontong kariang seharga Rp1.500 satu porsi, saat ini dijual satu porsi seharga Rp5 ribu.

Ia menjelaskan resep lontong kariang yakni lontong dikasih sambal sayur nangka yang telah dikeringkan lalu dicampur dengan kelapa marandang setelah dibungkus dengan pisang.

Selain lontong kariang ada juga yang dijual antara lain kue basuang seporsi Rp2 ribu, kue berbentuk pario atau pare berwarna merah isi kelapa satu buah seharga seribu.

Pembeli makanan lontong kering ada dari luar daerah antara lain Bukittinggi, Padang, Pasaman Barat, Payakumbuh, pembeli mengetahui lontong kering ini dari media sosial.

Karena penasaran bagaimana rasanya pembeli rela datang jauh-jauh ke Kabupaten Pasaman hanya untuk membeli lontong kariang miliknya.

"Alhamdulillah terhadap pandemi COVID-19 melanda di Kabupaten Pasaman tidak ada pengaruh terhadap penjualan malahan penjualnya meningkat saat pendemi, kadang dalam sehari saja pendapatan dari hasil penjual bisa mencapai Rp700 ribu dengan modal Rp200 ribu," ujarnya.

Setiap ia menjual lontong kering miliknya habis terus tidak ada tersisa, ia menjual dari pagi hingga siang.

Sementara, seorang pembeli warga Pasaman, Syahrul mengatakan makanan tradisional ini rasanya enak, setiap beroperasi pasar Equator Bonjol, saya sering membeli makan lontong kering ini untuk sarapan.


Baca juga: Lima camilan khas Indonesia untuk temani WFH

Baca juga: Soto Ayam dan Rendang ala Cafe TripleHotspice hadir London

Baca juga: Restoran Bubuklada hadirkan menu dari ruang perancang Indonesia

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021