Badan Informasi Geospasial (BIG) mencatat sedikitnya ada 10 kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang memiliki potensi tinggi bencana akibat pergeseran tanah.Intensitas hujan juga menjadi salah satu indikator pergerakan tanah
"Ada beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan kawasan rawan gerakan tanah, diantaranya topografi wilayah tersebut, asumsinya semakin curam tentu akan semakin rentan terjadinya gerakan tanah," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG, Ferrari Pinem di Cibinong, Bogor, Rabu.
Menurut dia sebanyak 10 ke kecamatan tersebut yaitu Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Citeureup, Babakanmadang, Sukamakmur, Tamansari, Tenjolaya, Cijeruk, dan Cigombong.
Ia mengatakan tingkat kerawanan pergerakan tanah dipengaruhi oleh kondisi geologi dan jenis tanah. Sehingga, wilayah dengan material tanah dan geologi yang bersifat lepas akan mudah menyebabkan terjadinya pergerakan tanah.
Baca juga: BIG: Tata permukiman Kabupaten Bogor antisipasi potensi bencana
Baca juga: Hasil potret BIG: Pasir Madang Bogor tak layak jadi tempat relokasi
"Intensitas hujan juga menjadi salah satu indikator pergerakan tanah. Intensitas yang tinggi akan menyebabkan tanah menjadi jenuh akan air, dan tentunya akan menambah volume beban tanah sehingga akan semakin rawan terjadinya gerakan tanah,” papar Ferrari.
Ia mengatakan bahwa beberapa wilayah yang tergolong dalam zona rawan mengalami pergerakan tanah ini akan mudah terjadi longsor apabila lokasinya berada pada tingkat kemiringan lereng yang tinggi.
Sebelumnya, Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melaporkan terjadinya peristiwa bencana akibat pergeseran tanah di Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, pada Jumat, 29 Oktober 2021.
Bencana tersebut mengakibatkan 60 bangunan rumah rusak sedang hingga berat dan sebanyak 132 jiwa mengungsi ke rumah saudara. Pergeseran tanah tersebut diprediksi akan terus terjadi mengingat intensitas hujan yang masih cukup tinggi.
Baca juga: DPRD Bogor dorong penanganan tanah bergerak di Sukajaya
Baca juga: Bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu Sukabumi semakin parah
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021