"Kita bisa bekerja sama," kata Mego dalam webinar bertajuk "The Kickoff Pameran Riset & Inovasi Ritech Expo 2021" yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Hal itu bertujuan agar kontribusi pendanaan riset dari sektor swasta nantinya bisa semakin besar.
Saat ini, 80 persen kontribusi riset masih didanai pemerintah, sementara swasta baru 20 persen.
Baca juga: BRIN selenggarakan Ritech Expo 2021 secara virtual
Baca juga: BRIN dan Unpad selesaikan uji praklinis kandidat vaksin pasif COVID-19
"Banyak sekali program yang bisa dimanfaatkan. Misalnya, untuk uji klinis kandidat-kandidat obat itu mahal. Kalau industri mencoba, biayanya besar, risiko gagal juga ada," katanya.
Tak hanya industri, penawaran untuk menggunakan SDM dan infrastruktur BRIN ini juga berlaku untuk perguruan tinggi yang ingin mengembangkan riset.
"Anggap bahwa fasilitas BRIN itu adalah bagian dari industri atau unit risetnya industri, boleh (digunakan)," katanya.
Mego menyatakan bila riset tersebut berhasil, baru akan dikalkulasikan porsi yang disumbang BRIN, industri maupun perguruan tinggi.
"Porsi masing-masing dari BRIN bisa dihitung apa saja, berapa, dari industri sudah mengeluarkan apa saja, berapa. Komposisi itulah yang kemudian nanti dihitung. Ujung-ujungnya nanti kalau ada patennya kayak apa, kan ada sharing juga," katanya.
Dengan langkah ini, harapannya porsi dana riset dari sektor swasta akan terus bertambah.*
Baca juga: BRIN perkuat fasilitas riset industri laut di Nusa Tenggara Barat
Baca juga: LPPM IPB University dan kajian Wisata Glow
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021