• Beranda
  • Berita
  • BRGM gelar sekolah lapang masyarakat percepat rehabilitasi mangrove

BRGM gelar sekolah lapang masyarakat percepat rehabilitasi mangrove

3 November 2021 19:00 WIB
BRGM gelar sekolah lapang masyarakat percepat rehabilitasi mangrove
Masyarakat melakukan penanaman mangrove. ANTARA/HO-BRGM.

Nantinya mereka akan diberikan edukasi terkait pengelolaan ekosistem mangrove, pemetaan partisipatif, teknik rehabilitasi ekosistem mangrove, penyemaian dan penanaman, monitoring dan penyulaman, serta rencana tindak lanjut berbasis sumber daya lokal

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar Sekolah Lapang Masyarakat Mangrove di Hutan Kemasyarakatan (HKM) Sebrang Bersatu, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung guna mempercepat realisasi program rehabilitasi mangrove.

Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM Suwignya Utama mengatakan, hutan mangrove berperan penting dalam mengendalikan perubahan iklim global bahkan juga bisa mencegah erosi dan abrasi, serta menjadi habitat biota Laut yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkat perekonomian masyarakat.

“Kegiatan (sekolah lapang masyarakat) ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman Kelompok Masyarakat dan stakeholders lainnya untuk mendukung percepatan rehabilitasi mangrove, serta menjadi stimulus pengintegrasian kegiatan rehabilitasi mangrove dengan Peraturan Desa,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Program tersebut diikuti oleh 40 peserta terdiri dari perwakilan Kelompok Masyarakat, Koordinator Lapangan dan Pendamping Desa.

"Nantinya mereka akan diberikan edukasi terkait pengelolaan ekosistem mangrove, pemetaan partisipatif, teknik rehabilitasi ekosistem mangrove, penyemaian dan penanaman, monitoring dan penyulaman, serta rencana tindak lanjut berbasis sumber daya lokal, " ujar Suwignya.

Sementara itu, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL), Tekstiyanto menyebut program Sekolah Lapang Masyarakat Mangrove yang digelar BRGM merupakan upaya sosialisasi dan edukasi yang dilaksanakan secara partisipatif, sehingga permasalahan lanskap ekologi dan sosial ekonomi di ekosistem mangrove dapat diselesaikan secara menyeluruh.

“Kami berharap kesadaran dan kemauan masyarakat lebih meningkat, terutama partisipasi dalam mengelola ekosistem mangrove secara lestari, tanpa mengesampingkan kebutuhan ekonomi secara bijak,” katanya.

Terkait maraknya pertambangan laut dan pembangunan budidaya tambak udang vaname di zonasi mangrove, menurut dia, maka perlu adanya aksi nyata dalam mengembalikan ekosistem mangrove

“Dengan mengoptimalkan partisipasi semua pihak, tapak demi tapak lokasi mangrove akan menghijau, sampai akhirnya satu landscape besar akan menghijau karena tertanami seluruhnya. Landscape itu bagian dari alam kita, bagian dari hidup kita. Perlu kita sadari bahwa mangrove menjadi benteng daratan dan mangrove sumber kehidupan biota laut,” katanya.

Sementara untuk rehabilitasi mangrove pada tahun 2021, Presiden Jokowi menargetkan 34.000 hektare. Nantinya, penanaman 29.500 hektare mangrove dilakukan di 9 provinsi prioritas.

Adapun 9 provinsi yang menjadi prioritas adalah Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua dan Papua Barat.

Baca juga: BRGM percepat restorasi ekosistem gambut dan mangrove
Baca juga: BRGM percepat rehabilitasi mangrove dukung pemerintah capai target NDC
Baca juga: BRGM merehabilitasi 1.500 hektare hutan mangrove di Papua Barat

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021