memenuhi komitmen Indonesia dalam Paris Agreement
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) terus mempercepat rehabilitasi mangrove guna mendukung pemerintah dalam upaya mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC).
Kepala Kelompok Kerja Hubungan Masyarakat BRGM, Didy Wurjanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin mengatakan, percepatan rehabilitasi mangrove itu salah satunya dilakukan di Desa Kurau Barat, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.
Bahkan, disampaikan, target penanaman mangrove seluas 10 hektare itu sudah rampung dilakukan.
Didy Wurjanto menambahkan, dalam kegiatan rehabilitasi mangrove itu, BRGM juga melibatkan masyarakat sehingga bisa meningkatkan perekonomian mereka.
"Kegiatan rehabilitasi mangrove yang dilakukan di Bangka Tengah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," paparnya.
Baca juga: Pemerintah ajak Korea Selatan perkuat kerja sama restorasi mangrove
Baca juga: BRGM merehabilitasi 1.500 hektare hutan mangrove di Papua Barat
Baca juga: Rehabilitasi hutan mangrove dan cita-cita ekonomi hijau
Ia mengemukakan, mayoritas kawasan yang akan direhabilitasi mangrove adalah bekas kegiatan tambang sehingga perlu perlakuan khusus agar mangrove yang ditanam dapat berlangsung tumbuh secara berkelanjutan, lanjutnya.
Selain meningkatkan perekonomian, Didy juga mengatakan, kegiatan rehabilitasi ini mendukung visi Presiden Joko Widodo yang menargetkan rehabilitasi mangrove di seluruh Indonesia seluas 34.000 hektare.
"Juga untuk memenuhi komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dalam mengatasi perubahan iklim yang terjadi di dunia," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Gempa 01, Yasir mengatakan terdapat beberapa kendala dalam menyelesaikan penanaman mangrove.
"Kendala pertama itu adalah jarak, kondisi agak jauh dari tempat kita, sekitar hampir lima kilometer (km), jalanannya juga berlumpur. Selain itu mungkin dari kondisi cuaca, kalau lagi pasang tinggi ya kami berhenti, kalau sedang surut baru kami lanjut jalan," ujarnya.
Yasir berharap, rehabilitasi mangrove tak hanya sebatas penanaman tapi dilanjutkan dengan pemeliharaan.
"Mangrove ini bukan hal mudah yang kalau ditanam itu langsung tumbuh, sehingga harus ada pemeliharaan. Misalnya saja di Bangka Tengah ini kan kerap ada pasang tinggi, diikuti adanya gelombang ombak, jadi kalau tanaman itu tidak dipelihara maka mereka tidak akan kuat atau mati," paparnya.
Baca juga: KLHK dan BRGM percepat rehabilitasi ekosistem mangrove
Baca juga: Luhut luncurkan peta mangrove nasional dukung aksi rehabilitasi
Baca juga: Presiden Jokowi targetkan rehabilitasi 600 ribu hektare hutan mangrove
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021