"Kami menyampaikan rasa duka yang mendalam untuk anak-anak yang harus kehilangan orang tua akibat terpapar COVID-19," kata Menteri PPPA di Kelurahan Babakan Kecamatan Sandubaya Kota Mataram, Rabu.
Ia memastikan, anak-anak yang kehilangan orang tua mendapatkan pendampingan psikis agar lebih kuat, serta memastikan hak pendidikan dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi.
Baca juga: Menteri PPPA ajak semua pihak cegah perkawinan anak
Oleh karena itu, ia juga berpesan walaupun harus kehilangan suami dan bapak bagi anak-anak, tetaplah jangan berhenti untuk berusaha dan bekerja.
"Anak-anak harus terus belajar untuk menggapai cita-cita sebagai penerus bangsa ini," ujarnya.
Bantuan berupa kebutuhan dasar pendidikan dan kebutuhan kewanitaan secara simbolis diserahkan Menteri PPPA Gusti Ayu Bintang Darmawati kepada Asmawati (39), orang tua dari Diana Arianti (15) dan Najwa Syifa Aninda (3) warga Kelurahan Babakan Barat, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram.
Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah menyampaikan terima kasih atas kepedulian Menteri PPPA Gusti Ayu Bintang Darmawati kepada anak-anak di NTB.
"Terima kasih Ibu Menteri, atas kepedulian dan perhatiannya terhadap warga kami. Ini kunjungan yang kesekian kalinya di NTB," ujarnya.
Lurah Babakan Kecamatan Sandubaya Kota Mataram M Agus, menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Menteri PPPA RI, Pemrov NTB dan Pemkot Mataram yang memberikan perhatian terhadap warganya.
"Bantuan yang diberikan ini dapat membantu meringankan beban keluarga yang ditinggal suami atau bapaknya," terang Lurah.
Baca juga: Menteri PPPA harap vaksinasi anak mudahkan belajar tatap muka
Sementara itu, Asmawati (39) ibu dan orang tua penerima bantuan merasa senang dan bahagia atas kunjungan Menteri PPPA, Pemrov. NTB dan Pemkot Mataram.
"Apalagi telah dibantu, Alhamdulillah senang sekali kami telah dikunjungi dan dibantu," kata Wanita asli Kopang Loteng ini.
Dijelaskan, bantuan berupa peralatan sekolah, vitamin, sembako, perlengkapan wanita, dan uang tunai sangat membantu keberlangsungan usaha dan sekolah anak-anaknya, setelah suaminya Bahraini, meninggal dunia sekitar bulan Februari 2021 yang lalu.
"Suami saya bekerja sebagai kepala pasar sebelumnya dan saya jual plecing rujak, sehingga sepeninggal bapak, saya tetap bisa mencari nafkah dan menyekolakan anak dari usaha berjualan ini," katanya.
Baca juga: Menteri PPPA minta prioritaskan hak perempuan-anak korban gempa
Baca juga: Bintang Puspayoga luncurkan 'Tabungan Bohusami Perempuan Hebat'
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021