Ketua DPR RI Puan Maharani mendukung dunia menerapkan strategi pembangunan hijau atau rendah karbon secara global dalam upaya mengurangi emisi.
Puan mendorong penggunaan energi terbarukan sebagai langkah transisi energi untuk mencapai terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan atau (SDGs).
"Krisis iklim terus menjadi ancaman bagi seluruh umat manusia, komitmen untuk mengatasi perubahan iklim harus dijaga karena krisis akibat perubahan iklim akan berdampak negatif bagi pencapaian SDGs. Kita harus berinvestasi untuk masa depan sehingga ekonomi hijau harus jadi strategi bersama," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Karena itu, dia mengapresiasi komitmen 190 negara dan organisasi di dunia, termasuk Indonesia untuk mengakhiri era energi fosil, terutama batu bara pada Conference of Parties (COP) Ke-26 di Glasgow, Skotlandia, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Puan: Usut tuntas indikasi kecurangan seleksi CPNS
Puan menyatakan Konferensi Perubahan Iklim PBB tersebut menjadi komitmen dunia dalam menanggulangi perubahan iklim.
“KTT Pemimpin Dunia COP26 harus menjadi upaya global untuk mengatasi perubahan iklim melalui pembangunan yang lebih inklusif dan hijau. Maka kesepakatan untuk mengurangi emisi harus benar-benar diwujudkan termasuk Indonesia," ujarnya.
Dia menilai meskipun hal tersebut membutuhkan waktu karena Indonesia saat ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil tetapi harus optimistis mampu secepatnya memanfaatkan energi terbarukan agar membawa dunia semakin lebih baik.
Menurut dia, komitmen mengurangi emisi karbon dinilai penting karena saat ini dunia berada pada "tipping point" akan menghadapi krisis perubahan iklim.
Dia mengatakan dibutuhkan kemauan politik semua negara untuk meningkatkan ambisi penurunan emisi dan melakukan langkah adaptasi lewat strategi pembangunan hijau.
Baca juga: Puan: Pengangkatan Panglima TNI mendapat perhatian DPR RI
“Dunia harus bersatu menanggulangi emisi dan diperlukan kerja sama dari semua negara. Kerja sama internasional harus ditekankan pada investasi ekonomi hijau, dan sistem ketahanan bencana," katanya.
Puan mendorong negara-negara maju memberi bantuan kepada negara-negara berkembang dalam upaya menghijaukan bumi.
Dia menilai Indonesia menargetkan transformasi penggunaan batu bara menjadi listrik pada 2056 sehingga untuk bisa mencapai penghentian penggunaan energi fosil pada 2040 masih membutuhkan bantuan.
Baca juga: Puan: Penyelesaian RUU Prolegnas perlu jadi perhatian DPR-pemerintah
"Negara-negara maju harus memimpin dalam pengurangan emisi, dan memberikan bantuan keuangan dan teknis untuk mendukung upaya mitigasi dan adaptasi negara berkembang. Kita harus mewarisi dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang, dunia yang lebih aman, lebih adil, dan lebih sejahtera," ujarnya.
Puan mengatakan DPR RI akan terus mengawal setiap kebijakan dan program-program pemerintah terkait isu mengakhiri deforestasi (penebangan hutan).
Menurut dia, Indonesia harus mampu mewujudkan pembangunan ekonomi yang hijau sehingga harus ada kesinambungan antara perlindungan terhadap alam dengan program-program pembangunan nasional.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021