"Kebocoran fisik itu yang dari perpipaan dan kebocoran komersial itu dari meteran (yang diatur ilegal) dan ada ilegal taping," kata Direktur Utama PD PAM Jaya, Bambang Hernowo, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut Bambang Hernowo, kalau melihat komponen terbesarnya adalah kebocoran fisik sebesar 80 persen dalam 44 persen itu akibat ada pipa yang sudah tua, 25 tahun dari seharusnya berusia maksimal 20 tahun," katanya.
Bambang menyebut, lokasi kebocoran terbesar, berada di wilayah Jakarta Utara di mana infrastrukturnya sangat mempengaruhi perpipaan di lokasi tersebut, kemudian di kawasan Pulomas Jakarta Timur, yang diduga karena adanya tekanan tinggi.
"Di Jakarta Utara, infrastukturnya banyaknya cor-coran gedung bertingkat mempengaruhi beban dan kekuatan perpipaan, tekanannya terus bertambah," ujarnya.
Bambang menyebut, angka kebocoran tersebut mengalami penurunan dari sebelumnya yang mencapai 58 persen.
"Jadi dari hasil produksi sampai jadi volume bill itu bocor 44 persen. Itu sebetulnya kalau kita lihat dari awal itu 58 persen. Jadi, ada penurunan tapi tetap tinggi. Ini ada perbaikan," kata dia.
Baca juga: Pemprov DKI usulkan subsidi tarif air bersih, atasi ketimpangan
Baca juga: DKI ajukan subsidi air bersih Rp33,68 miliar
Namun, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI Jakarta ini, tetap melakukan upaya perbaikan dan pemeliharaan terhadap pipa-pipa tua yang rusak, untuk mencegah tingkat kebocoran semakin tinggi, akibat kebocoran fisik pipa di bawah tanah.
Bahkan, dengan dana yang digelontorkan Rp7 triliun, tidak seluruhnya bisa mengatasi persoalan tersebut.
"Kita butuh Rp7 triliun untuk mengganti perpipaannya, kemudian ganti sambungan-sambungannya. Itu kita proyeksikan segitu tidak langsung (menurunkan kebocoran hingga) 10 persen, tapi Rp7 triliun itu (menurunkan kebocoran) jadi 26 persen lah," ucapnya.
Meski menyentuh 44 persen, Bambang mengindikasikan perbaikan pipa bocor ini tidak ditempatkan PD PAM Jaya sebagai program prioritas.
Pasalnya PD PAM Jaya memproyeksikan program utama yakni penambahan suplai air bersih bagi warga Ibu Kota, yang disusul dengan pembangunan jaringan sebagai prioritas.
Baca juga: PAM: kualitas pasokan air ke Jakarta menurun
Baca juga: DPRD DKI dorong BUMD kreatif dan tidak andalkan PMD
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021