Direktur Jenderal Pengelola Sampah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati mengatakan bahwa teknologi nuklir dapat digunakan untuk mengatasi polusi plastik.harus meyakinkan bahwa teknologi nuklir aman
"Apabila teknologi nuklir dapat menjadi solusi yang murah dan efektif untuk mengurangi sampah plastik, Indonesia bisa menggunakannya untuk solusi jangka menengah dan panjang," kata Vivien dalam webinar "Penggunaan Teknologi Nuklir untuk Atasi Sampah Plastik yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, teknologi dan inovasi dinamis dan selalu berkembang. Karena itu pemerintah selalu memberi ruang bagi peneliti, akademisi, dan pengusaha untuk menemukan solusi terkait berbagai permasalahan sampah plastik.
“Bagaimanapun, kita harus meyakinkan bahwa teknologi nuklir aman untuk kesehatan manusia dan lingkungan,” ucapnya.
Baca juga: Plastik sekali pakai sumber polusi masa depan
Baca juga: Budaya malu buang sampah cegah polusi plastik Danau Singkarak
Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan bahwa pemerintah mengimplementasikan lima program untuk mengatasi polusi sampah plastik.
Pertama, pemerintah membangun regulasi, standar, dan prosedur serta kriteria pengolahan sampah plastik.
“Kedua, kami membangun kapasitas pemerintah lokal dengan mengatur sampah dengan menyediakan dukungan dan bantuan teknis,” sebutnya.
Selanjutnya, pemerintah terus berupaya menambah kesadaran dan keterlibatan publik melalui edukasi agar produsen meningkatkan tanggungjawabnya dan berkomitmen dengan implementasi peta jalan pengurangan sampah plastik dan ekonomi sirkular.
“Terakhir, kami membangun kerja sama internasional baik bilateral dan multilateral dalam forum seperti G20 dan ASEAN,” ucapnya.
Baca juga: 269.000 ton sampah plastik cemari samudra dunia
Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan bahwa pemerintah mengimplementasikan lima program untuk mengatasi polusi sampah plastik.
Pertama, pemerintah membangun regulasi, standar, dan prosedur serta kriteria pengolahan sampah plastik.
“Kedua, kami membangun kapasitas pemerintah lokal dengan mengatur sampah dengan menyediakan dukungan dan bantuan teknis,” sebutnya.
Selanjutnya, pemerintah terus berupaya menambah kesadaran dan keterlibatan publik melalui edukasi agar produsen meningkatkan tanggungjawabnya dan berkomitmen dengan implementasi peta jalan pengurangan sampah plastik dan ekonomi sirkular.
“Terakhir, kami membangun kerja sama internasional baik bilateral dan multilateral dalam forum seperti G20 dan ASEAN,” ucapnya.
Baca juga: 269.000 ton sampah plastik cemari samudra dunia
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021