"Ketika kita bisa memberikan perhatian yang positif pada orang lain, kita sebetulnya sehat mental. Karena kalau kita tidak sehat mental akan sulit memberikan perhatian positif yang tulus," kata dia dalam sebuah konferensi pers daring mengenai kesehatan mental, ditulis Minggu.
Menurut Indria yang menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia itu, orang sehat secara mental berdasarkan definisi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), salah satunya menyadari kemampuannya atau mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
"Mereka bersedia mengembangkan potensi yang ada dan juga mengatasi kekurangan-kekurangannya. Dengan kondisi itu mampu mengatasi tekanan kehidupan," tutur dia.
Tanda lainnya, mampu bekerja secara produktif yang tak terbatas pada menghasilkan uang. Produktif di sini mencakup hal kecil atau menghasilkan sesuatu, termasuk bisa menyenangkan orang lain.
Selain itu, orang sehat mental juga bisa ditandai mampunya dia berkontribusi di dalam kelompoknya. Kontribusi ini luas yakni bisa sekedar memberikan perhatian atau membantu teman.
Di sisi lain, Indria juga mengatakan, orang juga perlu meregulasi diri, menjaga emosionalitas positif dan kesejahteraan subjektifnya seperti rasa damai dan rasa tenang.
Jujur dengan perasaan diri dan berkata pada orang lain pun diperlukan, walau ini tak mudah. Ada orang-orang tertentu yang bisa dipercaya untuk menyampaikan apa yang dirasakan.
Pada masa kini, anak-anak muda terbiasa menuliskan isi hati bahkan kondisinya di media sosial. Indria mengingatkan, adanya batasan hal-hal yang bisa dibawa ke ranah publik dan tidak, agar tidak justru menimbulkan sesuatu tak diinginkan.
"Respon yang diberikan tidak membuat kondisi lebih baik tetapi justru sebaliknya. Ini kadang terjadi. Ada hal-hal yang perlu kita keep dan berhati-hati kepada siapa kita menyampaikan hal itu," demikian pesan Indria.
Baca juga: Aplikasi telemedisin sebut kesehatan mental jadi fokus pasca-COVID
Baca juga: Lindungi kesehatan jiwa saat pandemi dengan normalisasi kehidupan
Baca juga: Psikolog ingatkan generasi muda kontrol penggunaan media sosial
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021