Medali emas pertama disumbangkan Juliantik melalui nomor lempar lembing F55 putri. Juliantik melakukan lemparan sejauh 12,27 meter. Ini adalah emas kedua Juliantik, yang sebelumnya ditorehkan melalui nomor tolak peluru.
Medali emas berikutnya dipersembahkan Alan Sastra Ginting di nomor lempar cakram F57 putra. Alan mencatatkan lemparan terjauh 41,57 meter.
Rasa bahagia tampak jelas di wajah Juliantik usai perlombaan. Ia lantas digendong sang pelatih bak "pahlawan", sambil meneriakkan "Sumut Luar Biasa".
Baca juga: NPC apresiasi capaian medali atletik kontingen Sumut
Prestasi ini tentu sangat membanggakan karena Juliantik baru tampil perdana di cabang olahraga atletik setelah sebelumnya pada Peparnas 2016 bermain di angkat berat.
Juliantik mengaku terharu bisa memberikan medali emas bagi Sumut. Perjuangan kerasnya selama pelatda tak sia-sia karena akhirnya ia mampu melahirkan dua emas di Tanah Cenderawasih.
"Alhamdulillah, bisa dapat emas. Saya bersyukur lemparan kali ini lebih baik dari hasil latihan di daerah. Bersyukur bisa meraih emas lagi," ujar Juliantik.
Panas terik matahari tidak menyurutkan Juliantik untuk tampil maksimal. Dukungan penuh dari rekannya dan ofisial justru menambah semangatnya bertanding.
"Emas ini saya persembahkan untuk masyarakat Sumut, pelatih, kawan-kawan lain sesama atlet dan terkhusus ibu saya," kata Juliantik.
Baca juga: Sumut raih enam emas atletik pada hari pertama Peparnas Papua
Sumut juga menambah medali perak melalui Evy Yunita Pohan di nomor balap kursi roda 400 meter putri. Kemudian Ainin Trisea Yunanda di nomor lempar lembing F56 putri.
Perunggu juga dipersembahkan Pamelius Goawa di nomor T13 putra dengan catatan waktu 55,47 detik. Perunggu kedua melalui Ahmad Fauzy di nomor lempar cakram dengan lemparan sejauh 21,87 meter.
Dengan tambahan tersebut, atletik Sumut telah mengumpulkan 9 emas 7 perak, dan 3 perunggu.
Baca juga: Sumut bidik 24 emas cabang para atletik di Peparnas Papua
Baca juga: NPC Sumut andalkan atletik dulang medali di Peparnas Papua
Pewarta: Juraidi
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021