• Beranda
  • Berita
  • Menkes: Euforia selalu diikuti peningkatan kasus COVID-19

Menkes: Euforia selalu diikuti peningkatan kasus COVID-19

8 November 2021 14:38 WIB
Menkes: Euforia selalu diikuti peningkatan kasus COVID-19
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/11/2021). Rapat tersebut membahas evaluasi penanganan pandemi COVID-19 dan strategi mitigasi gelombang ketiga melalui ketersediaan obat, alat kesehatan, vaksin, dan tenaga medis, serta keterjangkauan akses testing dan tracing bagi masyarakat. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc/pri.

Semua kenaikan kasus itu selalu terjadi sesudah penurunan, karena kita euforia. Kita lupa kita ingin buru-buru terbuka sehingga naik lagi dan itu terjadi terus sudah dua kali kalau bisa jangan terjadi lagi.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa euforia di kalangan masyarakat saat kasus COVID-19 sedang menurun selalu diikuti dengan peningkatan angka terkonfirmasi positif di Tanah Air.

"Semua kenaikan kasus itu selalu terjadi sesudah penurunan, karena kita euforia. Kita lupa kita ingin buru-buru terbuka sehingga naik lagi dan itu terjadi terus sudah dua kali kalau bisa jangan terjadi lagi," kata Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX yang diikuti dari YouTube DPR RI di Jakarta, Senin.

Baca juga: Epidemiolog: Kasus kembali meningkat, jangan euforia

Budi mengatakan dinamika dari syarat melakukan perjalanan terus dibahas oleh pemerintah hingga ke rapat kabinet.

Dalam diskusi itu, kata Budi, pemerintah memberikan kebijakan terkait prinsip "gas dan rem" dalam mengantisipasi penularan COVID-19 serta memastikan roda perekonomian tetap berjalan baik.

"Posisi kami adalah ingin memastikan karena keputusan di rapat kabinet itu Bapak Presiden Joko Widodo ada gas dan ada remnya. Kemenkes di sini berfungsi sebagai rem," katanya.

Budi berpendapat akan lebih baik bila kebijakan PPKM diberlakukan secara hati-hati, terutama menghadapi Natal dan tahun baru dalam waktu dekat.

Kemudian yang kedua, kata Budi, Indonesia dijadwalkan memiliki banyak penyelenggaraan acara internasional pada 2020. "G20 itu banyak sekali, COP-26 juga akan dilakukan di Indonesia dan di Bali," katanya.

Budi mengaku sangat khawatir bila euforia masyarakat berujung pada lompatan kasus COVID-19 pada Januari-Februari 2022. "Itu tidak ada yang mau datang nanti kepala negara G20 ke kita," katanya.

Baca juga: Masyarakat diminta tak euforia, antisipasi ledakan COVID-19 tahun baru

Menurut Budi akan lebih baik bila kebijakan pemerintah terkait PPKM bersifat konservatif dan gradual mengingat situasi pandemi COVID-19 di Tanah Air yang semakin membaik.

"Kita tahan dulu, jangan berlebihan euforianya, nanti kalau kita bisa lewati Januari-Februari dengan baik, ke depan kita bisa lebih baik karena kita sudah lebih ketemu cara menangani pandemi ini," ujarnya.

Budi memastikan kebijakan pemerintah terkait skema gas dan rem terus dibahas dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada.

"Bukan hanya (persyaratan) perjalanan yang kita harus jaga, terutama kalau di mata saya yang paling rawan aktivitas hari keagamaan besar yang kemudian melibatkan liburan," katanya.

Menurut Budi upaya yang sedang dilakukan pemerintah saat ini adalah menekan pergerakan masyarakat saat liburan hingga penambahannya bisa di bawah 5 persen. 


#ingatpesanibu 
#sudahdivaksintetap3M 
#vaksinmelindungikitasemua 
 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021