Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Muhammad Jufri berharap, UNESCO segera menetapkan Geopark Maros-Pangkep sebagai Global Geopark (taman bumi) untuk warisan dunia.
"Kami sangat berharap itu. Asesmen oleh tim UNESCO melalui virtual sudah dilaksanakan belum lama ini. Rencananya, November ini tim dari UNESCO akan melakukan peninjauan secara langsung," papar Prof Jufri di Makassar, Rabu.
Selain itu, perkembangan penilaian dari UNESCO terus dilaporkan kepada Pelaksanaan tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman. Begitu pula program prioritas pengembangan pariwisata, salah satunya destinasi Ramang-Ramang yang masih menjadi bagian dari Geopark Maros-Pangkep.
"Untuk program prioritas tahun 2022, sudah dipresentasikan ke Plt. Gubernur. Karena kita punya beberapa program prioritas berkaitan yang tadi, Rammang-Ramang, dan bagaimana mencatatkan sebagai warisan dunia, Geopark Maros-Pangkep," tutur Guru Besar kampus UNM itu menjelaskan.
Baca juga: Wisata Karst Rammang-rammang menuju warisan Geopark UNESCO
Baca juga: Geopark Maros Pangkep bakal dinilai UNESCO pada Juli 2021
Selain itu, program prioritas lainnya adalah pembangunan Gondola di Rammang-Ramang, dan itu sudah dibicarakan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Maros, serta Badan Pengelola Geopark Nasional Maros-Pangkep, bagaimana wilayah itu bisa ditetapkan sebagai Global Geopark.
Sebelumnya, Geopark Maros-Pangkep di Sulsel telah mendapatkan status Geopark Nasional pada 24 November tahun 2017 oleh Komite Nasional Geopark Indonesia melalui seminar Nasional Geopark di Belitung ditandai penyerahan sertifikat.
Sertifikat ini pun menjadi dasar diajukan untuk mendapatkan UNESCO Global Geopark. Mengingat kawasan ini merupakan kawasan karst terbesar kedua setelah China Selatan.
Kawasan karst tersebut meliputi dua wilayah administrasi di Kabupaten Maros dan Pangkajene Kepulauan (Pangkep) dengan luas wilayah sekitar 43 ribu hektare, bahkan menjadi salah satu karst kelas dunia karena memiliki keindahan serta keunikan flora dan faunanya.
Bahkan, lokasi itu memiliki ratusan gua yang pernah dihuni manusia pra sejarah, tergambar jelas lukisan peninggalan mereka sejak 40 ribu tahun lalu yang menjadi penanda. Tempat ini juga dihuni ratusan spesies kupu-kupu hingga dijuluki Kindom of Butterfly.
Kawasan ini juga memiliki geosite, biological site, dan cultural site. Geositenya, seperti komplek Rijang Bantimala, kompleks Metamorfik Pateteyang-Cempaga, Batuan Kerak Samura Parenreng, dan lainnya.
Sementara biological site seperti Hutan Keilmuan Bengo-Makaroewa, Karaenta Primary Forest, Taman Kehati, Taman Botanik Tonasa, juga Taman Argo Botanik Puncak.
Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO pun telah mengajukan secara resmi Geopark Nasional Maros-Pangkep sebagai kandidat Global Geopark Indonesia, kepada Serketariat UNESCO di Paris tertuang dalam surat 66600/A6/KS/2020 ditandatangani Executive Chairman for Indonesia Nasional Commision for UNESCO Prof Arief Rachman.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno juga mendukung proses pengajuan Geopark Maros-Pangkep di Provinsi Sulsel sebagai UNESCO Global Geopark. Ia pun menyempatkan mengunjungi langsung destinasi wisata Rammang-Ramang untuk melihat keindahan alamnya.*
Baca juga: Pengelola Geopark Maros Pangkep rampungkan 85 persen syarat UNESCO
Baca juga: Gubernur: Geopark Maros Pangkep penuhi standar destinasi wisata UNESCO
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021