"Untuk benar-benar me time, idealnya 30 menit. Tapi kalau anaknya masih bayi, sungguh dimengerti bahwa ini susah sekali. Tapi ibu tetap bisa lakukan minimal lima menit sehari," kata Muara saat jumpa virtual belum lama ini, ditulis Senin.
Saat bangun pagi hari, Muara menyarankan para ibu untuk bangun lima menit lebih awal sebelum anak dan suami dan jangan cek handphone apalagi bermain media sosial atau chat dengan teman. Dalam waktu lima menit, ibu harus fokus pada diri sendiri dan membuat jurnal dengan menuliskan empat hal.
Baca juga: Yoga jadi alternatif tenangkan tubuh dan pikiran saat pandemi
Baca juga: "Me time" ala Raisa, manggung hingga nonton drama Korea
Pertama, apresiasi diri dengan menuliskan kelebihan yang dimiliki.
"Kelebihan apa yang kita cintai dan sering dipuji orang lain? Misalnya, saya supermom, saya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak, saya cantik, saya friendly. Pujilah diri sendiri," tutur Muara.
Kedua, apresiasi terhadap hidup dengan menuliskan hal-hal yang bisa disyukuri.
"Misalnya, punya anak yang lucu, punya pasangan yang baik, bersyukur karena kita masih sehat dan punya pendapatan setiap bulan," ujar Muara.
Ketiga, menuliskan tiga prioritas yang akan dilakukan pada hari itu. Muara tidak menganjurkan untuk menulis lebih dari tiga karena akan membebani otak.
"Dan jangan anggap tiga hal itu sebagai pekerjaan, tapi anggap menjadi sesuatu yang menyenangkan," imbuhnya.
Keempat, menuliskan sesuatu yang ingin dicapai dalam hidup meskipun belum terjadi.
"Misalnya, saya ingin menjalani hidup yang lebih tenang dan seimbang. Meski belum terjadi, itu harus ditulis," kata Muara.
Dia menjelaskan, bahwa saat kita menulis hal yang kita inginkan berulang-ulang, maka otak akan mencerna bahwa hal tersebut sudah terjadi. Setelah itu, otak akan berkomunikasi dengan badan yang menyebabkan hidup menjadi lebih tenang dan seimbang.
Baca juga: Tiap orang butuh 20 menit untuk "me time"
Baca juga: Pentingnya "me time" bagi orang tua dengan anak autisme
Baca juga: Tiga hal agar para ibu bangkit dari situasi krisis
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021