Pertemuan yang berlangsung melalui saluran video itu digelar dengan tujuan untuk menurunkan ketegangan di antara kedua negara adi daya tersebut.
"Mungkin saya perlu memulainya secara formal, walaupun kita tidak pernah bersikap formal sebelumnya," kata Biden kepada Xi.
Xi mengatakan dirinya senang bertemu lagi dengan Biden, yang ia sebut sebagai "teman lama". Xi juga mengatakan AS dan China harus meningkatkan komunikasi dan kerja sama untuk menyelesaikan banyak masalah yang dihadapi kedua negara.
Biden, sementara itu, menambahkan bahwa ia dan Xi harus memastikan bahwa hubungan kedua pihak tidak mengarah ke konflik terbuka. Salah satu upaya yang bisa dilakukan, menurut Biden, adalah dengan memasang pagar pembatas "akal sehat".
Ia berjanji untuk membahas berbagai bidang yang menjadi perhatian pemerintah AS, termasuk HAM dan isu-isu lainnya di kawasan Indo-Pasifik, dalam pembicaraan dengan Xi.
Pertemuan virtual, yang dimulai pada Selasa tak lama setelah pukul 07.45 WIB, itu diprakarsai oleh Biden dan diniatkan untuk menetapkan berbagai ketentuan bagi persaingan AS-China pada masa depan.
Biden diperkirakan akan menekan Beijing untuk menghormati aturan internasional menyangkut perdagangan dan keamanan.
Amerika Serikat dan China, dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, berbeda pandangan soal asal muasal pandemi COVID-19, aturan perdagangan dan kompetisi, dan pengembangan arsenal nuklir China beserta peningkatan tekanan Beijing terhadap Taiwan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Xi Jinping akan bertemu Joe Biden via aplikasi video
Baca juga: AS perpanjang larangan investasi di perusahaan terkait militer China
Baca juga: AS Januari 2022 luncurkan proyek infrastruktur untuk tandingi China
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021