Paludikultur bisa menjadi solusi pemanfaatan lahan gambut dengan prinsip lestari yang dapat membantu pencegahan bencana alam akibat pengalihan fungsi lahan, kata peneliti Pantau Gambut Agiel Prakoso.Dengan paludikultur ini kita berusaha melakukan kegiatan atau pengolahan lahan yang memperhatikan prinsip-prinsip gambut lestari,
"Dengan paludikultur ini kita berusaha melakukan kegiatan atau pengolahan lahan yang memperhatikan prinsip-prinsip gambut lestari," kata Agiel dalam acara virtual Pantau Gambut yang dipantau dari Jakarta, Selasa.
Dengan pemanfaatan paludikultur, lahan gambut terdegradasi dapat melalui rehabilitasi dan pada saat bersamaan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat sekitar tanpa membuat sifat basah dari ekosistemnya menghilang.
Baca juga: BRGM: Restorasi gambut penting dalam mitigasi perubahan iklim
Beberapa tanaman yang dapat ditanam menggunakan paludikultur dan memiliki nilai ekonomi seperti purun, bayam air, gaharu dan kayu putih yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk non-kayu.
Dengan adanya produk tersebut, masyarakat tetap dapat mendapatkan nilai ekonomi dari pemanfaatan lestari lahan gambut dibandingkan pengalihan lahan menjadi perkebunan dengan tanaman yang dapat membuat gambut menjadi kering seperti sawit.
Untuk itu, diperlukan pemilihan tanaman yang benar-benar sesuai dengan ekosistem gambut.
"Di satu sisi menyebabkan gambut tidak lagi dilakukan pengeringan, di satu sisi juga memberikan nilai ekonomi untuk masyarakat," katanya.
Baca juga: Kabupaten OKI Sumsel rancang perlindungan lahan gambut untuk 30 tahun
Dia juga menjelaskan dalam kesempatan tersebut, untuk mendukung potensi komoditas berkelanjutan gambut maka Pantau Gambut menghadirkan fitur Peatland Business Hub untuk menjadi pusat informasi komoditas di gambut yang dihasilkan lewat praktik berkelanjutan dan menghubungkan penghasil komoditas dengan investor.
Diharapkan potensi kegiatan ekonomi berbasis komoditas di lahan gambut akan berkembang lebih pesat menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan nilai tambah apabila berada dalam ekosistem bisnis yang mendukung.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021