Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mendorong Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menggalakkan pemanfaatan bahan bakar bersih atau ramah lingkungan.DEN mengajak Gaikindo untuk bersama-sama dengan beberapa kementerian memajukan sektor transportasi ramah lingkungan yang bisa berbasis listrik, berbahan bakar gas (BBG), atau juga biodiesel
Saat menjadi narasumber pada seminar The 28th Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di Tangerang Selatan, Banten, Rabu, Satya Yudha mengatakan kebijakan penurunan emisi karbon membutuhkan komitmen lintas sektoral.
ia mencontohkan penurunan emisi karbon di sektor transportasi lewat mobil listrik memerlukan insentif fiskal dari Kemenkeu, nonfiskal dari Kemenhub, serta pengembangan industrinya dari Kemenperin.
"Oleh karena itu, DEN mengajak Gaikindo untuk bersama-sama dengan beberapa kementerian memajukan sektor transportasi ramah lingkungan yang bisa berbasis listrik, berbahan bakar gas (BBG), atau juga biodiesel," katanya dalam seminar bertajuk "Multiple Pathway to Reduce CO2 Emission in Transportation Sector" itu.
Seminar juga menghadirkan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Sony Sulaksono dan Wakil Kepala LPEM FEB UI Khoirunurrofik.
Pada seminar itu, Satya memaparkan mengenai strategi dan alternatif solusi dalam penurunan emisi karbon.
Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR periode 2014-2018 itu, reduksi emisi pada 2030 di sektor energi ditargetkan menyumbangkan sebesar 314,03 juta ton C02e. Sementara, dari target pada 2020 sebesar 58 juta ton C02e, terealisasi 64,4 juta ton C02e.
Ia mengungkapkan sumber emisi dari sektor energi yaitu pembakaran bahan bakar yang terdiri atas industri energi, industri manufaktur, transportasi, dan sumber lainnya. Selain itu, sumber emisi dari sektor energi lainnya adalah emisi fugitive dari produksi bahan bakar.
Satya juga menyampaikan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran emisi dari transportasi antara lain teknologi, kualitas dan jenis bahan bakar, kondisi kendaraan, dan manajemen transportasi.
Lebih lanjut, DEN tengah menyusun Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) untuk mewujudkan bauran energi nasional berdasarkan prinsip keadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi.
Sementara, Sony Sulaksono menyampaikan sebagai upaya penurunan emisi CO2 di sektor transportasi, pemerintah telah menerbitkan regulasi di antaranya PP No 73 Tahun 2019 sebagaimana telah diubah menjadi PP No 74 tahun 2021 dan dukungan insentif fiskal melalui program low carbon emission vehicle (LCEV).
Sedangkan, Khoirunurrofik menjelaskan kebijakan insentif pemerintah pada sektor transportasi antara lain program mandatori biodiesel B30 dan konversi kendaraan listrik berbasis baterai.
Baca juga: Luhut sebut kendaraan listrik wujud komitmen turunkan emisi
Baca juga: ESDM: Biofuel kurangi emisi 39,7 juta ton karbon pada 2040
Baca juga: LPEM UI: Sektor kehutanan perlu dilibatkan capai nol emisi karbon
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021