Menyambut pertumbuhan yang signifikan sepanjang tahun 2020 dan 2021, Klinik Pintar mengumumkan penutupan putaran pendanaan Series A yang berhasil meraih dana segar senilai 4,15 juta dolar AS atau setara dengan Rp58 miliar. Suntikan investasi ini dipimpin oleh Golden Gate Ventures (GGV), PT. Bundamedik Tbk (BMHS), diikuti oleh Skystar Capital dan Sequis Life.
Harya Bimo selaku CEO Klinik Pintar dalam siaran pers pada Kamis menjelaskan ditutupnya fase pendanaan ini semakin memantapkan langkah Klinik Pintar dalam membangun ekosistem #kesehatanterhubung melalui digitalisasi klinik.
"Sejalan dengan pertumbuhan jaringan kami selama setahun terakhir yang mencapai lebih dari 120 klinik di 60 kota dari Aceh sampai Papua, pendanaan Series A yang over-subscribed ini menandakan sinyal positif dari investor terkait roadmap Klinik Pintar untuk melakukan ekspansi jaringan untuk mencapai lebih dari 400 klinik dalam waktu kurang dari 2 tahun."
Selain pengembangan jaringan, pendanaan ini juga difokuskan untuk menambah portofolio layanan baru, khususnya layanan untuk ibu & anak, kian memperkuat dukungan supply chain untuk klinik, serta menghubungkan jaringan klinik dalam ekosistem kesehatan yang terintegrasi dengan mitra pendukung Klinik Pintar, seperti rumah sakit, laboratorium dan lainnya guna meningkatkan interoperabilitas jaringan.
"Rencana strategis yang telah kami siapkan diharapkan akan mempermudah klinik di jaringan kami untuk mengembangkan usahanya dan terus meningkatkan kualitas layanan," kata Bimo menambahkan.
Baca juga: Aido health wujudkan layanan rumah sakit dalam aplikasi
Justin Hall selaku perwakilan GGV mengungkapkan optimismenya terhadap pertumbuhan industri kesehatan Indonesia.
"Indonesia memiliki potensi pertumbuhan industri kesehatan yang besar dan Klinik Pintar turut mengambil peran dalam pertumbuhan tersebut dengan membangun sebuah ekosistem kesehatan yang terintegrasi. Hal ini yang kemudian meyakinkan kami mendukung Klinik Pintar dalam memajukan sistem kesehatan melalui sokongan pendanaan," kata Justin.
Senada dengan Justin, dr. Ivan Sini selaku perwakilan BMHS yang juga merupakan strategic partner Klinik Pintar mengatakan pendanaan ini merupakan bentuk kepercayaan investor terhadap layanan yang ditawarkan oleh Klinik Pintar.
"Partisipasi BHMS di pendanaan Klinik Pintar menunjukkan keseriusan kami dalam mengembangkan jaringan bersama Klinik Pintar. Selain dari pendanaan, BMHS juga telah berkomitmen untuk mendukung dibangunnya ekosistem layanan kesehatan yang lebih terintegrasi bersama Klinik Pintar. Dimulai dari sistem rujukan, pengembangan layanan bersama, kerja sama laboratorium dan supply chain," kata dr. Ivan.
Sektor klinik adalah salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan yang belum banyak tersentuh digitalisasi dan memiliki peluang untuk tumbuh yang sangat besar, demikian Raditya Pramana selaku perwakilan Venturra Discovery.
Untuk dapat mewujudkan ekosistem #kesehatanterhubung dan mendukung roadmap pertumbuhan di tahap ini, Bimo menjelaskan Klinik Pintar juga terus mengembangkan platform digital yang disebut Klinik OS (Operating System). Klinik OS berperan untuk mendigitalisasi operasional dan memberdayakan klinik melalui teknologi digital yang meliputi pelayanan end-to-end secara online maupun offline, standarisasi SOP menyeluruh, pengelolaan inventaris dan manajerial, dan menghubungkan secara digital antara sesama klinik di jaringan maupun dengan mitra pendukung lainnya.
"Klinik Pintar menawarkan solusi total pengelolaan klinik modern berbasis teknologi sehingga para pemilik klinik maupun tenaga kesehatan bisa sepenuhnya fokus pada pelayanan kesehatan guna meningkatkan nilai pengalaman yang dimiliki pasien," kata Bimo.
Baca juga: Pelayanan kesehatan digital di "Klinik Pintar IDI", apa kelebihannya?
Baca juga: Halodoc rayakan Hari Kesehatan Nasional lewat HALOFEST
Baca juga: Aplikasi telemedisin sebut kesehatan mental jadi fokus pasca-COVID
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021