Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI berkomitmen memaksimalkan wisata kebugaran dalam negeri menyusul besarnya potensi pasar dari sektor tersebut.Karena masyarakat makin peduli terhadap kesehatannya mulai dari kesehatan fisik, mental, emosional, spiritual, dan bahkan sosial. Saat pandemi kita melihat ada peningkatan pencarian pada internet dengan topik wellness destinasi
"Wisata kebugaran ini jika dilihat dari angka sangat menjanjikan, secara global tahun 2017 tercatat meraih 639 miliar dolar AS dan diperkirakan akan meningkat jadi 919 miliar dolar AS per tahun 2022. Angka ini akan menembus di atas 1.672 miliar dolar AS di tahun 2030," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Angela Tanoesoedibjo pada pembukaan Aroma Wellnes Festival di Dalem Doyoatmajan Solo, Jumat.
Ia mengatakan wisata kebugaran sendiri menjadi salah satu tren wisata yang menjanjikan di masa pandemi COVID-19 maupun usai pandemi.
"Karena masyarakat makin peduli terhadap kesehatannya mulai dari kesehatan fisik, mental, emosional, spiritual, dan bahkan sosial. Saat pandemi kita melihat ada peningkatan pencarian pada internet dengan topik wellness destinasi," katanya.
Menurut riset dari Global Wellness Tourism Economy, dikatakannya, pada tahun 2017 Indonesia menduduki peringkat ke-17 sebagai destinasi wisata kebugaran dengan capaian 6,9 miliar dolar AS dan menciptakan 1,31 juta lapangan pekerjaan.
"Walaupun menempati posisi tersebut tidak boleh berkecil hati, justru jadi peluang. Masih ada kesempatan sangat besar untuk potensi wisata kebugaran dan potensi pertumbuhannya di masa mendatang," katanya.
Apalagi, menurut dia Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, sejarah, dan tradisi yang jadi aset penting dalam perkembangan wisata kebugaran. Beberapa kekayaan alam yang dimiliki di antaranya produk herbal, jamu, aromaterapi, dan pijat tradisional.
"Melihat ini Kemenparekraf berkomitmen untuk memaksimalkan wisata kebugaran terutama dari strategi pemulihan pariwisata Indonesia, dimulai dari promosi di tiga daerah di Indonesia, yakni Solo, Yogyakarta, dan Bali. Tentunya akan beranjak ke daerah lain karena banyak potensi yang dikembangkan," katanya.
Terkait dengan kegiatan Aroma Wellness Festival, pihaknya mendukung penyelenggaraan tersebut terutama dalam pembentukan Indonesian Wellness Institute (IWI) sebagai bentuk kolaborasi penggerak ekosistem wellness. Pihaknya berharap IWI bisa bergerak secara konkrit dan aktif meningkatkan jejaring wellness nasional dan internasional.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan wellness tourism atau wisata kebugaran tersebut sudah lama digarap.
"Namun karena pandemi orang lebih concern masalah kesehatan, kalau misalnya kunjungan ke luar kota, ke tempat wisata pasti yang jadi concern pertama ini higienis nggak, ada peduli lindungi nggak, udah vaksin belum. Yang namanya jamu-jamuan, lalu tempat olahraga mulai dari spa dan yang lain-lain akan lebih kami tonjolkan lagi," katanya.
Ia mengatakan wellness tourism tersebut sejalan dengan sport tourism atau wisata olahraga.
"Yang jelas ke depan pariwisata tidak lepas dari kesehatan dan kebugaran. Jamu-jamuan dan produk UMKM akan didampingi biar kemasannya lebih baik, ada izin BPOM, halal MUI, sertifikasi, biar lebih standar," katanya.
Baca juga: BPOM: Wisata kebugaran dorong pasar obat tradisional dan kosmetika
Baca juga: Korsel kenalkan wisata kebugaran sebagai tren baru usai pandemi
Baca juga: PPKM Level 3 Nataru, Kemenparekraf tinjau ulang program pariwisata
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021