Akun pengunggah konten itu juga mencantumkan tangkapan layar berita-berita asing dalam unggahan itu.
"Menciptakan masalah dan menjual solusi #tapiitubukanurusansaya," demikian terjemahan narasi yang disematkan dalam unggahan berbahasa Inggris itu.
Hingga 21 November, unggahan itu telah disukai lebih dari seribu pengguna lain Facebook, diunggah ulang oleh lebih dari 300 akun lain, dan mendapatkan komentar lebih dari 100 pengguna lain.
Namun, benarkah varian delta COVID-19 berasal dari vaksin?
Penjelasan:
Vaksin COVID-19 tidak dapat mereplikasi virus SARS-Cov-2. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menjelaskan bagaimana vaksin mRNA hanya memberikan instruksi kepada sel di dalam tubuh manusia untuk membuat protein yang memicu respon kekebalan tubuh manusia.
Delta merupakan salah satu varian baru virus corona yang muncul di berbagai negara, termasuk di Indonesia, mengacu laporan Litbang Kementerian Kesehatan.
Dalam laporan itu, tampak tiga varian COVID-19 yang sudah masuk ke Indonesia, yaitu Alpha, Beta, dan Delta.
Sebelumnya, ANTARA juga telah mengklarifikasi hoaks yang menyatakan virus dapat hidup lagi dalam vaksin Sinovac yang merupakan tipe vaksin inaktif berasal dari virus yang telah dilemahkan.
Tipe vaksin dari virus inaktif atau mati, berisi virus yang materi genetiknya sudah dihancurkan dengan panas, kimiawi, atau radiasi sehingga virus itu tidak dapat menginfeksi sel dan mereplikasi diri.
Namun, virus inaktif itu masih dapat memicu sebuah respon kekebalan tubuh.
Dengan demikian, unggahan yang menyebut varian delta berasal dari vaksin COVID-19 merupakan kabar bohong atau hoaks.
Klaim: Varian delta berasal dari vaksin COVID-19
Rating: Salah/Disinformasi
Cek fakta: Hoaks! Istri CEO Pfizer meninggal karena vaksin COVID-19
Baca juga: Pemerintah waspadai peningkatan kasus COVID-19 di Eropa
Baca juga: 54,3 persen kasus COVID-19 dari luar negeri merupakan mutasi virus
Pewarta: Tim JACX
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2021