• Beranda
  • Berita
  • Bangka Belitung turunkan angka kasus stunting dengan Si Centing

Bangka Belitung turunkan angka kasus stunting dengan Si Centing

22 November 2021 12:43 WIB
Bangka Belitung turunkan angka kasus stunting dengan Si Centing
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan bahwa angka kasus stunting di wilayahnya sudah turun menjadi 4,6 persen. (ANTARA/ Elza Elvia)
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan menyatakan bahwa angka kasus stunting di wilayahnya bisa turun menjadi 4,6 persen berkat pelaksanaan program Siap Cegah Stunting atau Si Centing.

Program yang mencakup pemberian makanan bergizi pada anak balita serta edukasi orang tua mengenai pemenuhan kebutuhan gizi anak itu berkontribusi signifikan bagi upaya Pemerintah Provinsi Bangka Belitung menurunkan angka kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga tubuhnya lebih pendek ketimbang rata-rata anak seusianya.

"Alhamdulillah program Si Centing, yaitu pemberian makanan sehat dan bergizi sekaligus mengajarkan kepada orang tua tentang potensi makanan lokal yang bernilai gizi tinggi, telah menekan kasus stunting," kata Gubernur usai upacara peringatan ulang tahun ke-21 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Belitung, Senin.

Selain melaksanakan program Si Centing, ia menjelaskan, pemerintah provinsi memperbaiki pelayanan gizi serta meningkatkan koordinasi untuk mempercepat pelaksanaan upaya penurunan angka kasus stunting.

Menurut dia, pemerintah provinsi juga memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak di 21 rumah sakit umum, empat rumah sakit khusus, 66 puskesmas dan 141 puskesmas pembantu, 29 pondok bersalin desa (polindes), dan 1.074 pos pelayanan terpadu (posyandu).

Upaya-upaya intervensi yang dijalankan pemerintah provinsi, menurut Gubernur, telah menjadikan Bangka Belitung sebagai wilayah provinsi dengan angka kasus stunting rendah.

Di samping itu, Gubernur mengemukakan bahwa peringatan ulang tahun Provinsi Bangka Belitung dapat dijadikan sebagai momentum untuk kembali bangkit setelah selama hampir dua tahun menghadapi berbagai kesulitan akibat pandemi COVID-19.

"Dalam dua tahun terakhir kita dihadapi masa masa yang sulit dan sampai saat ini kita masih berusaha untuk lepas dari dampak pandemi COVID-19 ini," katanya. 

Baca juga:
UGM kembangkan alat deteksi dini stunting
BKKBN: Stunting harus ditangani oleh multisektor

Pewarta: Aprionis
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021