Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Surveyor Indonesia Rosmanidar Zulkifli dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan kerja sama Surveyor Indonesia dan Kementerian Perindustrian berkembang ke tahap lebih serius yaitu fokus pada potensi Indonesia dalam mendorong produk dalam negeri bersertifikat TKDN dan meminimalkan impor.
Apalagi didukung kekayaan alam Indonesia yang melimpah untuk menjadi bahan baku yang bisa meningkatkan komposisi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).
Direktur PT Acer Indonesia Parman Iskak mengatakan jika pelaku usaha Indonesia ingin naik kelas, maka harus melihat Indonesia lebih dari ini. Untuk tumbuh, harus melihat dari kalkulasi TKDN dengan persentase 70 persen manufaktur dan 30 persen pengembangan.
“Persentase 70 persen tersebut berisi bahan baku tidak langsung, tenaga kerja, dan bahan penunjang itu bisa diakui. Tapi bahan baku langsung diperhitungkan apabila made in Indonesia bukan di jual di Indonesia (Country of Origin). Sepanjang bahan itu masih impor, tetap tidak diakui,” kata Parman.
Sementara itu, Direktur Utama PT Zyrexindo Mandiri Buana Timothy Siddik mendorong agar merek yang sudah terverifikasi TKDN menjadi prioritas yang dipilih pemerintah.
“Kita perlu lebih dari ini yaitu menjadikan merek yang sudah terverifikasi TKDN menjadi prioritas yang dipilih pemerintah,” kata Timothy.
Menurut dia, Indonesia perlu sebuah merek produk yang identik dengan negara.
“Banyak merek di dunia yang kalau kita sebut kita selalu hubungkan dengan nama sebuah negara. Negara kita perlu itu. Merek yang dijadikan prioritas dan berdampingan dengan nama negara merupakan suatu kebanggaan dan membuat nilai lebih pada produk yang bersertifikasi TKDN,” katanya.
Baca juga: Kemenperin dan Surveyor Indonesia dukung industri farmasi Indonesia
Baca juga: Surveyor Indonesia - MUI bekerjasama wujudkan komitmen industri halal
Baca juga: Erick Thohir fokuskan Surveyor Indonesia pada penerapan TKDN
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021