"Saat ini pemerintah daerah sedang berupaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu kakao, yang merupakan salah satu komoditas unggulan Lampung. Dengan melakukan pelatihan kepada petani," ujar Pelaksana Tugas Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Jabuk, di Bandarlampung, Jumat.
Peningkatan kualitas pasca panen tersebut dimulai dari perbaikan proses fermentasi biji kakao ditingkat petani.
"Kita perbaiki dari sisi fermentasi biji kakao, sebab tingkat fermentasi dan kadar air yang tepat dapat menambah nilai jual biji kakao di pasaran," katanya.
Biji kakao dengan kualitas baik adalah biji yang telah melewati masa fermentasi dan pengeringan hingga kadar air mencapai 7 hingga 8 persen.
"Untuk membantu petani telah disalurkan pula bantuan alat pengering, untuk mempercepat proses pengeringan kakao oleh petani, sebab biasanya kalau menggunakan sinar matahari butuh waktu sampai satu pekan," ujarnya.
Baca juga: Menperin: Industri pengolahan kakao sumbang devisa 549 juta dolar AS
Baca juga: Kemenperin sebut hilirisasi kakao jadi prioritas pengembangan
Dalam meningkatkan kualitas dan harga jual kakao Lampung perlu pula dukungan dari semua pihak untuk mencegah jual beli biji kakao asalan.
"Butuh bantuan dari semua pihak, jangan sampai biji kakao asalan seperti yang belum terfermentasi terjual di pasaran, sebab untuk memenuhi kebutuhan ekspor pun kualitas kakao kita harus sesuai standar yang ditetapkan," ujarnya lagi.
Ia menjelaskan, di Lampung saat ini ada sejumlah daerah yang menjadi sentra kakao seperti Kabupaten Pesawaran dan Lampung Timur.
"Sentra kakao ada di Pesawaran dan Lampung Timur. Jadi kita terus edukasi petani kakao agar memperhatikan kualitas kakao melalui tatacara fermentasi biji yang baik. Sebab fermentasi ini akan membentuk citarasa, aroma khas, warna lebih cerah, dan membuat keping bijinya berrongga jadi mengurangi rasa pahit," katanya.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Lampung luasan lahan kakao mencapai 79.356 hektare, dan produksi berjumlah 58.852 ton telah menjadikan provinsi ini menjadi salah satu daerah yang berkontribusi menghasilkan biji kakao secara nasional.
Baca juga: Wagub Bali: Sektor pertanian bisa jadi penunjang industri pariwisata
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021