"Kegiatan mendongeng bareng itu digelar di seluruh Indonesia, dan Rumah Dongeng Seloko Jambi menggelar di 11 titik di Jambi yang juga digelar serentak," kata Koordinator Rumah Dongeng Seloko Jambi Berlian Santosa di Jambi, Ahad.
Kegiatan itu mendapat sambutan dari masyarakat dan ikut berpartisipasi mengikuti kegiatan mendongeng bareng baik tingkat TK, SD, Madrasah Ibtidaiyah, SMP para guru hingga mahasiswa.
Rumah Dongeng Seloko Jambi bergerak untuk meningkatkan gairah dan minat mendongeng, serta meningkatkan literasi di masyarakat, khususnya anak-anak dan pelajar.
Baca juga: Serba-serbi Hari Dongeng Nasional
Baca juga: Hari Dongeng Sedunia bisa dirayakan di ruang digital
Kegiatan mendongeng itu digelar di MI Darussalam Kota Jambi, TK Annisa Sungai Gelam Kabupaten Muarojambi, SDN 108 Kota Jambi, Kelompok Bermain Putri Pinang Masak di Mendalo Muarojambi, Panti Asuhan Darul Fallah Kota Jambi serta di Kabupaten Bungo.
Selain itu juga digelar lokakarya (workshop) yang mengupas aktivitas mendongeng yang dilakukan oleh Forum Forum Guru di Jambi Selatan serta lokakarya yang digelar prodi Pendidikan Anak Usia Dini IAIMa Jambi.
"Kegiatannya beragam dan menyebar, pesertanya dari tingkat TK, MI, SD, anak panti asuhan bahkan mahasiswa," kata Berlian Santosa yang akrab disapa Iyan itu.
Gerakan mendongeng bersama yang digelar secara nasional itu digelar serentak di seluruh Indonesia.
Iyan yang juga Ketua Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) Provinsi Jambi itu menyatakan komitmen Rumah Dongeng Seloko Jambi untuk terus meningkatkan minat dan kualitas pendongeng, termasuk menumbuhkan minat untuk menjadi pendongeng.
"Pendongeng harus menjadikan diri menjadi pemandu wisata imajinasi anak-anak. Harapannya pendongeng sungguh-sungguh menjadikan dongeng untuk menanamkan nilai positif, budi pekerti dan menyampaikan banyak pengetahuan bagi anak-anak Indonesia," katanya.
Pendongeng diharapkan bisa mempersiapkan materi mulai dari menyusun cerita, menyaring dan menyampaikan dengan penuh makna agar anak Indonesia menjadi anak yang hebat.
Gerakan literasi ini untuk meningkatkan minat, menumbuhkan kesukaan untuk membaca buku cerita baik di sekolah maupun di rumah serta meredam pengaruh gadget yang menjadi tantangan cukup serius saat ini.
"Gerakan ini tak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga perlu dukungan semua pihak, komunitas, penggiat, aktifis, pemerhati dan lainnya. Serta jadikan relawan dongeng sebagai corong cerita litersai," kata Berlian Santosa menambahkan.
Tanggal 28 November diperingati sebagai Hari Dongeng Nasional, bertepatan dengan hari lahir sosok multitalenta Pak Raden yang bernama asli Suyadi. Hari Dongeng Nasional pertama kali dideklarasikan pada 28 November 2015 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang saat itu dijabat oleh Anies Baswedan.*
Baca juga: Danone bersama komunitas hadirkan dongeng tentang gizi
Baca juga: Siswa SD Muhammadiyah galang dana korban bencana
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021