"Kita berharap selain para santri memiliki ilmu dalam bidang agama, mereka juga dididik dan dilatih agar memiliki keahlian lainnya untuk dapat mandiri nantinya," kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat ULM Prof Yudi Firmanul Arifin di Banjarmasin, Senin.
Baca juga: Erick Thohir terkesan dengan jiwa wirausaha para santri
Bertajuk Program Adaro Santri Sejahtera (PASS), ada enam pondok pesantren di Kalimantan Selatan yang mendapat pendampingan untuk pengembangan wirausaha tersebut, yakni di Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara, dan Hulu Sungai Tengah.
Yudi menyebut PASS merupakan program turunan dari program Matching Fund Kemenristekdikti untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara lembaga perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri.
Ole karena itu, ULM dan YABN berupaya untuk bersama-sama terlibat dalam membentuk ekosistem Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang digelorakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.
Sementara Ketua PASS, Sam Guntur menjelaskan pihaknya juga mengajak mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP ULM untuk dapat berkontribusi dalam bagian media publikasi di program Matching Fund bersama ULM.
Baca juga: Kemenperin beri bimbingan teknis dorong santri berwirausaha
Baca juga: Kemenperin dorong santri mandiri berwirausaha
“Kami memiliki target 170 partisipan mahasiswa dalam program ini dan masih kurang 29 orang. Setelah kami riset, ada satu bagian yang belum kami sentuh, yakni bagian media publikasi,” ucap Sam.
Adanya mahasiswa yang berkontribusi dalam media dan publikasi diharapkan dapat membantu mempublikasikan kegiatan-kegiatan program Matching Fund terkait pemberdayaan ekonomi para santri di pondok pesantren.
Pewarta: Firman
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021