Pendiri Jejak Bumi Indonesia Ogan Komering Ulu (OKU), Hendra Setyawan di Baturaja, Senin, mengatakan HHBK ini disediakan untuk membantu masyarakat dalam mengelola hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan.
Dia menjelaskan, hasil hutan bukan kayu pada umumnya merupakan hasil sampingan dari sebuah pohon misalnya getah, daun, kulit, buah atau berupa tumbuhan-tumbuhan yang memiliki sifat khusus seperti rotan, bambu dan lain-lain.
Pemungutan hasil hutan bukan kayu pada umumnya merupakan kegiatan tradisional masyarakat yang berada di sekitar hutan.
Baca juga: Produk hasil hutan unggulan RI tampil di Expo 2020 Dubai
Baca juga: KLHK bawa potensi bisnis hasil hutan Indonesia di Expo 2020 Dubai
Bahkan di beberapa tempat, kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu merupakan kegiatan utama sebagai sumber kehidupan masyarakat sehari-hari.
"Dengan adanya HHBK ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten OKU," ujarnya.
Dalam kegiatan peluncuran itu juga JBI melakukan penanaman simbolis di lahan Demplot XII dari 30 Demplot Agroforestry JBI Desa Tanjung Sari sekaligus Pelatihan Geographic Information System (GIS) bagi anggota.
"Dalam program penanaman ini dilakukan di Demplot Agrogorestry JBI sebanyak 30 demplot yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan," kata Hendra.
Adapun bibit pohon yang disediakan di demplot ini semua bibit berkualitas seperti alpukat, durian, nangka, pinang dan pala dengan posisi pohon sudah siap tanam dengan tinggi rata-rata hampir satu meter.
"Semua demplot ini menggunakan pupuk organik. Artinya hasilnya nanti juga organik yang ramah lingkungan," ujarnya.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Musi Sumsel, Sulthani Aziz sangat mengapresiasi kegiatan program penanaman pohon yang dilakukan secara mandiri oleh JBI dalam upaya penyelamatan DAS.
"Dan lebih luar biasa lagi adalah JBI memiliki gedung pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Artinya, pengelolaan hulu dan hilirnya sangat dipikirkan dengan baik oleh JBI untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten OKU," ujarnya.*
Baca juga: PON momen promosikan hasil hutan bukan kayu Papua
Baca juga: Polhut NTB mengungkap modus penyelundupan kayu diduga hasil perambahan
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021