Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) RI mendorong para pihak menggunakan pendekatan persuasif untuk menyelesaikan konflik di Papua, kata Sekretaris Jenderal (Sesjen) Wantannas RI Laksdya TNI Harjo Susmoro usai berkunjung ke Jayapura dan Yahukimo, Papua.Rakyat (masih) merasa tidak mendapatkan hasil yang signifikan.
Menurut dia, salah satu problem yang dihadapi oleh Papua adalah masyarakatnya masih kurang sejahtera, sehingga penyelesaiannya pun bukan dengan tindakan koersif, melainkan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan taraf hidup warga asli Papua.
“Rakyat (masih) merasa tidak mendapatkan hasil yang signifikan,” kata Laksdya Harjo usai berkunjung ke Papua sebagaimana dikutip dari siaran tertulis Wantannas RI yang diterima di Jakarta, Senin.
Sesjen Wantannas bersama jajarannya seperti Deputi Politik dan Strategi Irjen Pol Sukma Edi dan Bantuan Deputi Limpemneg Brigjen TNI Affandi berkunjung ke sejumlah daerah di Papua, antara lain Jayapura dan Dekai di Yahukimo akhir pekan lalu.
“Kami mencoba datang ke Papua untuk menyusun rancangan strategis yang nantinya diusulkan ke Presiden Joko Widodo. Ini penting untuk bagaimana penyelesaian konflik di daerah,” kata Sesjen Wantannas.
Di Kota Dekai, Yahukimo, Sesjen Wantannas bertemu dengan forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) setempat. Dalam pertemuan itu, ada juga para kepala suku dan bekas anggota kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Sesjen Wantannas menyampaikan sengaja berkunjung ke Yahukimo untuk mengamati situasi riil setelah terjadinya kerusuhan dua minggu lalu.
“Selama kunjungan, keadaan dan situasi di Yahukimo aman dan kondusif. Namun, tak menutup kemungkinan keadaan bisa berbalik setelah kami berkunjung. Harapannya, bisa terus aman,” kata Harjo Susmoro.
Oleh karena itu, ia mendorong para pemangku kepentingan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat Papua, termasuk di antaranya pembangunan sarana dan prasarana serta fasilitas umum lainnya.
Dalam pertemuan dengan kepala suku di Yahukimo, Sesjen Wantannas juga mendengar langsung keinginan dari masyarakat.
Para kepala suku menyampaikan mereka hanya ingin Yahukimo aman dan damai.
“Mereka yang mengacau itu bukan warga asli Yahukimo, tetapi dari daerah lain, wilayah lain yang datang melakukan tindakan kekerasan,” kata Harjo.
Sedangkan di Jayapura, Sesjen Wantannas menemui Forkopimda Papua, Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Bambang Trisnohadi, Kabinda Papua, serta para akademisi.
Baca juga: Papua berharap sosialisasi program bela negara lebih digencarkan
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021