Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Ni'matullah Erbe meminta Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman sebagai tokoh dari Kabupaten Bone, segera menyelesaikan pertikaian antara organisasi mahasiswa KEPMI Bone dan IPMIL Luwu.Posisinya dia (Plt Gubernur) harus minta ini diselesaikan, karena dilihat dari dampak aspek sosialnya.
"Sebagai orang Bone, beliau harus bicara terang bahwa ini menyangkut konflik. Posisinya dia (Plt Gubernur) harus minta ini diselesaikan, karena dilihat dari dampak aspek sosialnya," ujar Ni'matullah menyarankan, seusai menerima kunjungan Kapolda Sulsel, di kantor DPRD setempat, Makassar, Senin.
Menurut dia, tidak ada maksud apa-apa terhadap Plt Gubernur, tetapi seharusnya bisa melihat perkembangan yang terjadi bahwa pertikaian kedua organisasi kedaerahan itu sudah berada pada tingkatan kriminal yang bisa dikenakan pidana.
"Mestinya, mengupgrade posisinya ke publik, harus bikin pernyataan sebagai gubernur terkait konflik ini," katanya kembali menyarankan.
Ia pun sempat menanyakan berkaitan dengan konflik tersebut kepada Kapolda Sulsel bahwa tindakan saling serang ke asrama adalah perbuatan kriminal karena sudah jatuh korban pada kedua belah pihak, sehingga langkah hukum sudah seharusnya diambil.
"Saya tadi minta Bapak (Kapolda) harus komentar ke publik bahwa bagi kami kejadian itu adalah tindakan kriminal. Kami tidak mau masuk terlalu jauh ke konflik etnis, tapi aparat hukum bisa masuk ke situ, jika mendapati itu (kriminal) harus ada tindakan tegas, kalau perlu penangkapan," katanya pula.
Kendati kejadian itu saat ini masih dalam proses mediasi, tapi kalau sudah menyangkut persoalan hukum, maka harus ditindak tegas, jangan sampai berlarut-larut hingga jatuh lagi korban berikutnya, kata dia lagi.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sujana membenarkan ada tiga kejadian atas peristiwa itu. Namun demikian, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah persuasif, dari polrestabes sudah melaksanakan mediasi.
Bahkan, sudah bertemu Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman bersama Pangdam XIV Hasanuddin. Diundang pula bupati daerah terkait, Bone dan Luwu, serta para rektor dan ketua kerukunan dari masing-masing daerah dibahas berkaitan dengan kejadian tersebut.
"Intinya, memang ini perlu ada penyelesaian jangan sampai konflik ini berlarut-larut sekian tahun, harus ada penyelesaian, harus diselesaikan. Tadi pertemuan sudah membentuk tim-tim, sebab tidak bisa ujung-ujungnya selesai, memang perlu waktu," ujarnya pula.
"Tetapi, terkadang masalah ini, kami dari kepolisian tetap berpegangan bahwa hukum adalah panglima. Artinya, kami akan mengusut kasus kriminal ini. Bukan apa-apa, ini sudah kriminal, karena itu akan diusut sampai tuntas masalah kasus ini," ujar mantan Kapolda Metro Jaya itu menekankan.
Sebelumnya, pertikaian antaroganisasi mahasiswa kedaerahan KEPMI Bone dengan IPMIL Luwu sudah berlangsung sejak lama. Puncaknya, salah seorang mahasiswa diketahui dari IPMIL Luwu diserang orang tidak dikenal (OTK) di Kampus UIN Alauddin Samata hingga mengalami luka parah pada bagian lengannya lalu dilarikan ke rumah sakit.
Diduga serangan balik dilakukan OTK ke Asrama IPMIL Luwu (Palopo), di Jalan Sungai Limboto pada Minggu (28/11) dini hari, buntut dari kejadian sebelumnya. Imbasnya, seorang mahasiswa taruna pelayaran yang tidak bersalah kala itu berada di dalam asrama diserang lalu ditebas parang hingga tangan kirinya putus.
Selang beberapa jam kemudian, Asrama KEPMI Bone, di Jalan Gunung Salahutu Makassar, juga menjadi sasaran OTK. Pelaku melempari asrama itu dengan batu disertai bom molotov hingga membakar ruangan. Beruntung tidak ada korban saat kejadian tersebut sekitar Minggu (28/11) subuh.
Baca juga: Unjuk rasa di DPRD Sulteng berakhir bentrok, puluhan mahasiswa terluka
Baca juga: Kesaksian korban saat mahasiswa bentrok dengan polisi di Tol Slipi
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021