• Beranda
  • Berita
  • Wall Street "rebound" setelah aksi jual, Nasdaq melonjak 1,88 persen

Wall Street "rebound" setelah aksi jual, Nasdaq melonjak 1,88 persen

30 November 2021 06:56 WIB
Wall Street "rebound" setelah aksi jual, Nasdaq melonjak 1,88 persen
Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 236,6 poin atau 0,68 persen, menjadi menetap di 35.135,94 poin

Saham-saham Wall Street lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa Pagi WIB), mendapatkan kembali sebagian kekuatan yang hilang dalam aksi jual Jumat (26/11/2021), karena investor berharap varian virus corona Omicron tidak akan mengarah pada penguncian setelah ada jaminan dari Presiden AS Joe Biden.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 236,6 poin atau 0,68 persen, menjadi menetap di 35.135,94 poin. Indeks S&P 500 bertambah 60,65 poin atau 1,32 persen, menjadi berakhir di 4.655,27 poin. Indeks Komposit Nasdaq menambahkan 291,18 poin atau 1,88 persen, menjadi ditutup di 15.782,83 poin.

Nasdaq memimpin kenaikan di antara indeks-indeks utama dengan bantuan dari sektor teknologi, sementara S&P dan Dow menguat setelah mengalami penurunan persentase satu hari terbesar dalam beberapa bulan dalam sesi yang dipersingkat Jumat (26/11/2021) karena investor khawatir bahwa varian COVID-19 terbaru akan menyebabkan gangguan ekonomi.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, sektor teknologi adalah pencetak persentase keuntungan terbesar, melonjak 2,6 persen, diikuti oleh sektor konsumen, yang ditutup menguat 1,6 persen dengan dorongan dari Amazon.com dan Tesla Inc.

Dorongan besar lainnya dari saham tunggal di S&P 500 datang dari Microsoft dan Apple Inc, yang menguat setelah HSBC menaikkan target harga untuk pembuat iPhone.

Indeks Dow naik, namun kinerjanya di bawah rekan-rekannya dengan tekanan dari Merck & Co Inc, yang ditutup anjlok 5,4 persen. Produsen obat itu memperpanjang kerugian sejak Jumat (26/11/2021) ketika data terbaru dari studi pil eksperimental COVID-19 menunjukkan kemanjuran yang lebih rendah dalam mengurangi risiko rawat inap dan kematian daripada yang dilaporkan sebelumnya.

Biden mengatakan pada Senin (29/11/2021) bahwa penguncian terkait Omicron tidak dilakukan untuk saat ini dan dia mendesak warga Amerika untuk tidak panik tentang varian tersebut. Namun, dia merekomendasikan vaksinasi dan mengenakan masker di dalam ruangan untuk memerangi virus dan mengatakan Amerika Serikat bekerja dengan perusahaan farmasi untuk membuat rencana darurat jika vaksin baru diperlukan.

Komentar dan indikasi dari perusahaan obat bahwa mereka menganggap serius varian itu meyakinkan investor, yang cemas tentang potensi pembatasan COVID lebih lanjut.

"Jumat adalah peristiwa de-risiko besar. Anda membuat pasar kembali ke ketakutan terburuk penyebaran COVID dan kembalinya penguncian," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, dikutip dari Reuters.

"Sekarang Anda mulai melihat ada optimisme ketika Anda mendengarkan Presiden, ketika Anda mendengarkan CEO Pfizer. Kepanikan Omicron mereda, dan kita memasuki periode menunggu dan melihat."

Pembuat vaksin seperti Pfizer, mitranya BioNTech dan saingan mereka Moderna dan Johnson & Johnson mengatakan pada Senin (29/11/2021) bahwa mereka sedang mengerjakan vaksin yang secara khusus menargetkan Omicron jika suntikan yang ada tidak efektif terhadap varian tersebut.

"Ini tidak seperti awal pandemi lagi," kata Carol Schleif, wakil kepala investasi BMO di Minneapolis yang juga mencatat bahwa setelah reaksi spontan Jumat (26/11/2021), investor telah dilatih tahun ini untuk membeli saat terjadi penurunan. "Orang-orang rela mengambil napas dalam-dalam dan mencoba menilai kembali, sedikit lebih sabar."

Inggris mengatakan akan menawarkan vaksin booster COVID-19 untuk semua orang dewasa dan memberikan dosis kedua kepada anak-anak berusia antara 12 dan 15 tahun, mengingat kekhawatiran tentang penyebaran varian Omicron. Dikatakan juga bahwa vaksin Moderna dan Pfizer adalah booster yang lebih disukai.

Setelah pasar AS tutup, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan setiap orang berusia 18 tahun ke atas harus mendapatkan vaksin booster enam bulan setelah vaksin Pfizer atau Moderna COVID atau dua bulan setelah suntikan Johnson & Johnson.

Moderna melonjak 11,8 persen hari ini, sementara Pfizer turun hampir 3,0 persen dan Johnson & Johnson naik 0,34 persen.

Indeks semikonduktor Philadelphia mengungguli pasar yang lebih luas dengan kenaikan 4,0 persen karena saham chip naik secara luas. Nvidia memberikan dorongan terbesar dengan kenaikan 5,9 persen.

Saham Tesla terangkat 5,0 persen setelah laporan bahwa Elon Musk mendesak karyawan untuk mengurangi biaya pengiriman kendaraan.

Twitter Inc ditutup turun 2,7 persen, membalikkan kenaikan awal setelah perusahaan media sosial itu mengatakan CEO Jack Dorsey akan mundur dan digantikan oleh direktur teknik Parag Agrawal. Dorsey berada dalam posisi yang tidak biasa memiliki jabatan CEO di dua perusahaan teknologi besar, yang kedua adalah perusahaan pembayaran digital Square Inc.

Baca juga: Wall Street berakhir turun tajam, varian virus baru menakuti investor
Baca juga: Saham Inggris ditutup di zona hijau, indeks FTSE 100 naik 0,94 persen
Baca juga: Saham Jerman berbalik menguat, indeks DAX 40 terangkat 0,16 persen

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021