• Beranda
  • Berita
  • BRGM kenalkan program pertanian bagi Masyarakat Peduli Api

BRGM kenalkan program pertanian bagi Masyarakat Peduli Api

30 November 2021 17:52 WIB
BRGM kenalkan program pertanian bagi Masyarakat Peduli Api
Masyarakat Desa Mekar Sari, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat memanen daun bawang hasil pembinaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). ANTARA/HO-BRGM.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mengenalkan program Revitalisasi Mata Pencaharian (R3) kepada Masyarakat Peduli Api (MPA) di Dusun Pelita dan Dusun Martapura, Desa Mekar Sari, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat melalui kegiatan budidaya pertanian guna mencegah kebakaran hutan dan lahan terutama di lahan gambut.

Program tersebut, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis BRGM di Jakarta, Selasa, dilakukan dengan pemberian bantuan ekonomi kepada Masyarakat Peduli Api (MPA) di Desa Mekar Sari agar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian seperti budidaya daun bawang, jahe dan seledri yang ditanam di lahan seluas dua hektare.

"Seluruh anggota MPA Desa Mekar Sari selalu kompak dan aktif terlibat dalam kegiatan pertanian lahan gambut tanpa bakar, sehingga lahan-lahan tidur yang sebelumnya tidak termanfaatkan dapat bernilai ekonomis dan dapat mengurangi risiko kebakaran lahan gambut," ujar Kepala Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua BRGM, Jany Tri Raharjo.

MPA Desa Mekar Sari merupakan satu dari 34 kelompok masyarakat (pokmas) penerima bantuan R3 BRGM dari 34 Desa yang tersebar di Kab. Kubu Raya Dan Kab. Kayong Utara untuk tahun 2021.

Selain R3, BRGM juga membangun Infrastruktur Pembasahan Gambut berupa 179 Sekat Kanal dengan melibatkan 57 Pokmas di 27 Desa yang tersebar di 6 Kesatuan Hidrologis Gambut prioritas Kalimantan Barat.

Anggota MPA Desa Mekar Sari, Abdul Gafur budidaya daun bawang yang dilakukan petani dengan bantuan BRGM mampu menjadi sumber ekonomi baru bagi warga, apalagi mereka berhasil melakukan panen perdana pada November 2021.

"Padahal awalnya mungkin warga khawatir budidaya daun bawang ini akan gagal terlebih dengan melihat faktor cuaca, namun setelah panen perdana daun bawang, respon masyarakat jadi bagus dan tambah semangat mengolah lahan pertanian gambut ini,” ujarnya.

Menurut dia, tanaman daun bawang sangat cocok ditanam di lahan gambut yang basah dan berair, namun ada beberapa perlakukan pertanian terlebih dahulu agar bawang bisa tumbuh sehat dan subur.

Dikatakannya, lahan yang dikelola oleh 19 orang tersebut mampu menghasilkan sebanyak 593 kilogram daun bawang dengan harga Rp18.000/kg atau penghasilan tambahan sekitar Rp10 juta.

"Sekitar 10 persen dari penghasilan panen ini akan digunakan untuk operasional MPA, untuk biaya patroli. Untuk jahe dan seledri juga akan panen dalam beberapa bulan ke depan," ujarnya.

Menanggapi hal itu Jany Tri Raharjo menyatakan pihaknya menyambut baik rencana MPA menyisihkan penghasilan panen untuk biaya operasional MPA, seperti biaya patroli pencegahan kebakaran di wilayahnya.

"Patut kita apresiasi, mereka tidak diwajibkan (menyisihkan panen untuk biaya operasional MPA) karena kegiatan R3 kita berikan sebagai sumber mata pencaharian tambahan bagi masyarakat," ujarnya.

Baca juga: BRGM gelar pameran produk gambut Indonesia tingkatkan ekonomi warga
Baca juga: BRGM peringati Hari Menanam Pohon Indonesia dengan penanaman mangrove
Baca juga: BRGM ajak petani kembangkan tambak ramah lingkungan

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021