"Saat ini jumlah kasusnya sangat rendah. Untuk Inggris, kita memiliki 22 kasus yang dikonfirmasi saat ini dan itu akan naik, pasti akan naik," kata dia kepada Sky News, Rabu.
Javid mengatakan pemerintah percaya kampanye booster akan membantu melindungi warga Inggris dari penyakit parah akibat Omicron, bahkan jika ternyata vaksin tidak seefektif varian penyakit sebelumnya.
Dia berharap untuk tahu lebih banyak tentang Omicron dalam waktu dua minggu, ketika para ilmuwan bekerja untuk memahami apa dampak varian baru tersebut pada penularan dan penyakit serius.
Inggris berencana menawarkan suntikan booster COVID-19 kepada semua orang dewasa pada akhir Januari.
Data pemerintah menunjukkan 81 persen populasi Inggris berusia di atas 12 tahun telah mendapatkan dua dosis vaksin, sementara 32 persen populasi telah mendapatkan suntikan booster atau dosis ketiga.
"Bentuk pertahanan terbaik masih tetap pada vaksin. Mungkin saja, mungkin saja (vaksin) kurang efektif. Kita hanya belum tahu pasti. Tetapi kemungkinan besar juga akan tetap efektif melawan penyakit serius," tutur Javid.
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris: Sejauh ini tidak ada indikasi gelombang Omicron
Baca juga: Omicron menyebar, Inggris tingkatkan vaksinasi 'booster'
Baca juga: Inggris khawatir varian baru COVID yang menyebar di Afrika Selatan
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021